Senin 09 Mar 2015 08:33 WIB
Eksekusi Mati Gembong Narkoba

Mengharukan, Terpidana Mati Tulis Surat untuk Dirinya Sendiri

Rep: c23/ Red: Angga Indrawan
Andrew Chan, anggota Bali Nine yang divonis hukumat mati oleh pemerintah Indonesia.
Foto: bbc
Andrew Chan, anggota Bali Nine yang divonis hukumat mati oleh pemerintah Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Terpidana mati Bali Nine, Andrew Chan terlanjur merasakan dinginnya angin dan jeruji besi lapas Besi, Nusakambangan. Apa yang akan dilakukan manusia jika tahu ajalnya kian mendekat? Andrew Chan menghadapinya dengan menulis surat. Bukan untuk orang tua, saudara, apalagi kekasihnya.

Surat itu dibuat Chan untuk dirinya sendiri. Sebuah surat yang seolah-olah dibuat oleh Chan saat ia masih berusia remaja, jauh sebelum mengenal narkoba. Surat dari Chan remaja, yang semestinya didengar Chan sebelum ia terlanjur dalam kondisinya sekarang.

“Keluarga serta teman-temanmu akan kecewa. Dan hidupmu akan berakhir di tangan regu tembak,” tulis Chan, seolah surat itu ia tulis saat usianya masih 15 tahun, dilansir SBS, Senin (9/3).

Surat itu dibuat saat Chan menghuni Lapas Kerobokan, hanya beberapa hari sebelum ia dan koleganya sesama Bali Nine, Myuran Sukumaran dipindahkan ke Nusakambangan. Surat itu ditulis, atas permintaan seorang teman yang sempat menegoknya di Kerobokan.

“Hal ini (tembak mati) akan terjadi padamu, karena engkau berpikir mengkonsumsi narkoba adalah sesuatu yang keren,” tambah Chan remaja.

"Kamu bukanlah orang jahat, namun narkoba telah mengubahmu," masih ditulis Chan remaja.

Teman Chan, seorang pembuat film, Malinda Rutter memang meminta Chan menulis surat untuk dirinya sendiri. Hal itu dia lakukan sebelum Chan dipindahkan ke Nusakambangan.

Masih dilansir SBS, Adik Malinda telah meninggal akibat over dosis. Malinda sesungguhnya tidak membenarkan tindakan Chan dan Sukumaran. Tapi dia mengatakan, dua lelaki itu telah berubah. Surat Chan, kata Malinda, nantinya akan diabadikan dalam sebuah film pendidikan narkoba yang akan dia garap.

“Mereka benar-benar berubah, dan ini nyata,” kata Malinda, Senin (9/3). Malinda sendiri mengaku akan merasa kehilangan teman, seseorang yang bisa memberikan perbedaan terhadap pendidikan anti narkoba.

Dalam surat yang Chan tulis, lanjut Malinda, Chan juga menceritakan soal penderitaannya saat ini. Penderitaan yang dianggap Chan juga diberikan pada keluarganya. “Saya kehilangan pernikahan, saya merasa sakit dan sedih. Penderitaan ini tidak hanya saya tanam dalam diri, tapi juga  pada keluarga.” tulis Chan.

Indonesia masih menunggu proses hukum yang sedang diajukan duo Bali Nine dan terpidana mati lainnya. Artinya, Chan dan Myu Sukumaran dipastikan tetap berada di Nusakambangan selama bermingu-minggu ke depan. Tim kuasa hukum Bali Nine akan mengikuti sidang banding pada Kamis pekan ini.

"Saya tidak memiliki apa-apa kecuali besi penjara ini. Tapi lebih baik dari pada dipeluk oleh orang-orang yang aku cintai," tulis Chan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement