REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudoyono (SBY) masih menjadi sosok sentral di internal partainya. Bahkan, presiden Republik Indonesia (RI) ke-6 tersebut masih menjadi kunci bagi majunya tokoh lain dalam bursa pemilihan ketua umum Demokrat di Kongres 2015.
Anggota Dewan Pembina Demokrat Ahmad Mubarok mengatakan, persaingan merebutkan kursi ketua umum Demokrat dapat terjadi tergantung pada SBY. Kalau SBY bersedia dicalonkan kembali menjadi ketua umum, persaingan perebutan kursi ketua umum tidak akan terjadi.
"Tapi kalau Pak SBY tidak bersedia, maka akan ada persaingan antar tokoh untuk merebutkan kursi ketum Demokrat," kata Mubarok pada Republika, Ahad (8/3).
Saat ini, kandidat terkuat sebagai ketua umum Demokrat masih SBY. Pengurus Demokrat juga mengkondisikan agar ketua umum Demokrat tetap SBY agar tidak terjadi hiruk pikuk politik di internal. Jadi, kata Mubarok, jika SBY masih bersedia dicalonkan menjadi ketua umum, konsekuensinya suara mengerucut ke SBY.
"Kalau Pak SBY bersedia, suara akan mengalir ke SBY semua," imbuh guru besar psikologi Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tersebut.
Mubarok menambahkan, saat ini SBY masih menjadi sumber inspirasi bagi seluruh kader. Mubarok tidak menampik kalau ada kemungkinan SBY tidak bersedia dicalonkan kembali menjadi ketua umum. Pasalnya, SBY sudah dikenal sebagai tokoh dunia.
Sebagian kader menilai sebagai tokoh dunia, SBY sudah tidak perlu mengurusi persoalan internal Demokrat. Namun, harus dimajukan lagi sesuai kapasitasnya menjadi tokoh internasional.
Kalaupun tidak bersedia menjadi ketua umum Demokrat lagi, imbuh Mubarok, Demokrat tidak akan bermasalah asalkan tokoh yang muncul sudah mendapat restu dari SBY. Terlebih, SBY tetap akan di Demokrat ,meskipun tidak masuk dalam kepengurusan partai. Bisa jadi, SBY akan kembali menjadi ketua Dewan Pembina Demokrat.