Ahad 08 Mar 2015 07:25 WIB
Eksekusi Mati Gembong Narkoba

Begini Pedihnya Nasib Bali Nine di Nusakambangan

Myu Sukumaran, anggota Bali Nine saat tiba di Nusakambangan, Rabu (4/3).
Foto: washingtonpost
Myu Sukumaran, anggota Bali Nine saat tiba di Nusakambangan, Rabu (4/3).

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Nasib duo Bali Nine, Andrew Chan dan Myu Sukumaran disebut-sebut hampir berada di titik terburuk. Alasannya, pemindahan keduanya dari Lapas Kerobokan ke tempatnya saat ini, Lapas Besi Nusakambangan, ibarat pemindahan dari lapas mewah ke lapas kelas bawah.

Kondisi memprihatinkan LP Besi, tempat isolasi duo Bali Nine, diceritakan salah satu rohaniwan setempat, seorang Pastor bernama Charlie Burrows.

"Lapas itu OK, tapi itu sebuah penjara tua yang dibangun pada tahun 1929," ujarnya seperti dilansir Canberra Times, Sabtu (7/3). Menurut Burrows, LP Besi merupakan lapas di mana kedua terpidana mati itu tidak dapat 'hidup bergaul dengan tahanan lainnya'.

Pastor Burrows mengatakan, anggaran untuk makanan narapidana hanya Rp 14 ribu per hari, yang umumnya beras sebagai sumber utama, serta protein yang hanya dari tempe atau tahu. Sekali-kali, sayur seperti kangkung.

"Meski untuk terpidana mati mungkin diberikan perlakuan khusus, seperti termos teh, biskuit atau ekstra air botol," sambungnya.

Tak hanya itu, nasib para duo Bali Nine dipastikan tidak seperti saat masih di LP Kerobokan. Di Kerobokan, pengunjung bisa datang dua kali sehari, serta lima hari dalam seminggu. Namun di tempat barunya ini, Andrew dan Myu hanya dapat menerima keluarga pada Senin dan Rabu, itu pun dibatasi hanya pada pagi hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement