Ahad 01 Mar 2015 15:08 WIB

Pemilihan Ketua Umum PAN Terancam Molor

Rep: Ahmad Baraas/ Red: Bayu Hermawan
Calon Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Rajasa (kanan) memukul gong didampingi sejumlah petinggi PAN membuka secara simbolik dibukanya Kongres IV PAN di Westin Hotel, Nusa Dua, Bali, Sabtu (28/2).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Calon Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Rajasa (kanan) memukul gong didampingi sejumlah petinggi PAN membuka secara simbolik dibukanya Kongres IV PAN di Westin Hotel, Nusa Dua, Bali, Sabtu (28/2).

REPUBLIKA.CO.ID, BALI -- Pelaksanaan Kongres ke-IV Partai Amanat Nasional (PAN) di Nusa Dua, Bali, diperkirakan molor dari jadwal yang telah dibuat. Seharusnya pada Ahad (1/3) sore, sudah dilangsungkan pemilihan ketua umum.

Namun hingga pukul 15.30 Wita, pembahasan tata tertib dan sidang komisi belum dilaksanakan. Bahkan setelah skorsing akibat keributan dalam sidang, peserta belum masuk ke ruang sidang.

"Iya kami masih menunggu instruksi dari panitia untuk masuk ruangan," kata Ketua DPD PAN Kabupaten Jembrana, Bali, Hamdan Ridwan.

Wakil Ketua DPW PAN Jatim, Ainur Rofik menyatakan sedih melihat pelaksanaan kongres yang kacau. Dia membaca ada skenario yang ingin membuat Kongres PAN deadlock.

Ainur mengungkapkan dari pengalamannya mengikuti Kongres III PAN di Batam pada 2010, memang selalu ada pro kontra dari dua kubu calon, tapi akhirnya kongres selesai dengan baik.

"Waktu itu Drajad Wibowo menyatakan mundur dari pencalonan dan akhirnya Hatta Rajasa terpilih," katanya.

Mengenai kemungkinan adanya kandidat yang harus mengalah dari pencalonan, Wasekjen PAN Teguh Juwarno yang dikenal sebagai pendukung Zulkifli Hasan, menyatakan hal itu sulit dilakukan oleh salah satu kandidat. Karenanya, dia memperkirakan voting pemilihan ketua umum adalah pilihan terakhir.

Sementara itu di arena kongres, teriakan dukungan kepada kedua kandidat ketua umum membahana di arena kongres. Hatta dan Zulkifli yang memasuki arena disambut oleh masing-masing pendukungnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement