Sabtu 28 Feb 2015 16:29 WIB

Bawaslu Beberkan Fakta Pemilu 2014

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ilham
 Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Husni Kamil Manik (kiri) serta Ketua Bawaslu Muhammad (kanan) mengikuti Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komisi II DPR RI di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (24/11). (Republika/Agung Supriyanto)
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Husni Kamil Manik (kiri) serta Ketua Bawaslu Muhammad (kanan) mengikuti Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komisi II DPR RI di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (24/11). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Muhammad membebarkan beberapa fakta yang terjadi sepanjang pemilihan umum 2014. Menurutnya, masyarakat bersikap permisif terhadap praktek-praktek politik uang pada pemilihan anggota DPR, DPD, dan DPRD.

Ia mencontohkan, di sejumlah sudut kampung sering dijumpai spanduk bertuliskan 'Masyarakat Kampung Ini Siap Menerima Serangan Fajar'. "Atau di sudut-sudut perkotaan, sangat populer istilah NPWP (Nomor Piro Wani Piro)," kata Muhammad saat membacakan karya tulis ilmiahnya untuk mendapatkan gelar profesor di Universitas Hasanuddin Makassar, Sabtu (28/2).

Selain itu, pada pemilu 2014, sejumlah oknum penyelenggara pemilu harus diberhentikan oleh Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP).

Untuk itu, ia merekomendasikan pentingnya pembangunan kesadaran dan pengetahuan politik pemilih agar menjadi pemilih cerdas. Hal ini dapat dicapai melalui pendidikan politik yang berkesinambungan dengan melibatkan partai politik, pemerintah, dan perguruan tinggi.

Muhammad membacakan karya tulis ilmiah yang bertemakan "Mewujudkan Akuntabilitas Pemilihan Umum yang Berkualitas dan Berintegritas Melalui Transformasi Sistem Pemilihan Umum", siang ini. Ia pun dikukuhkan menjadi guru besar Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Hasanuddin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement