Kamis 26 Feb 2015 21:09 WIB
Golkar Pecah

Dua Kubu Golkar Produk Koalisi Elite KMP-KIH

Rep: C15/ Red: Djibril Muhammad
 Ketua Majelis Hakim Mahkamah Partai Golkar Muladi memimpin jalannya sidang Mahkamah Partai Golkar di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Rabu (25/2). (Republika/Agung Supriyanto)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ketua Majelis Hakim Mahkamah Partai Golkar Muladi memimpin jalannya sidang Mahkamah Partai Golkar di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Rabu (25/2). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua kubu dalam Partai Golkar tak terlepas dari runcingnya persaingan antara Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH). Sayangnya, efek koalisi ini hanya berada pada tataran elite yang sarat akan kepentingan.

Direktur Eksekutif Pusat Kajian Politik (Puskapol) UI, Sri Budi Eko Wardani menilai adanya dua kubu di tubuh Golkar karena tarik menarik elite di pemerintahan pusat.

"Langsung tidak langsung ada hubungannya dengan kepentingan legitimasi KMP KIH," ujar Dani saat dihubungi Republika, Kamis (26/2).

Dani menilai, tarik menarik elite ini menyebabkan produk koalisi yang mentah. Karena, para pimpinan dua kubu luput menginternalisasikan maksud koalisi ke internal partai.

Dani juga menjelaskan, seharusnya partai memiliki ideologi yang lebih kuat ketimbang kepentingan koalisi. "Bagaimana mungkin dalam satu partai, satu platform tetapi kalau ganti orang ganti chasing, ganti arah politik," ujar Dani.te, KMP, K

Dani menilai, apa yang terjadi di Golkar saat ini akibat dari dominasi elite yang menyetir partai. Partaipun akhirnya tidak mempunyai sikap, dan disetir oleh kepentingan yang sedang bermain.

Dani menilai, apa yang terjadi saat ini merupakan pembelajaran yang sangat berharga bagi semua partai politik. Selain itu, menurut Dani perbaikan internal partai menjadi satu-satunya cara agar keutuhan partai tetap terjaga.

"Kalau pihak luar yang memutuskan, maka ekskalasi politik akan semakin tinggi, maka harus muncul reaksi dari dalam partai," tutup Dani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement