Kamis 26 Feb 2015 14:29 WIB

Menyusuri Bisnis Pijat Plus-Plus di Bogor

Rep: C94/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Panti pijat (ilustrasi)
Foto: IST
Panti pijat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kabupaten Bogor mulai dilanda cemas dengan adannya panti pijat plus yang tak kunjung terselesaikan. Pasalnya, Wilayah  yang tertkenal sebagai kabupaten penyangga ibu kota kini mulai menjadi lokasi usaha prostitusi berkedok jasa pijat dan spa. 

Permasalahan mulai mencuat ketika tidak ada Peraturan  Daerah yang mengatur atas ketentuan keteriban umum. Para pejabat di kota ini pun angkat tangan untuk memberantas bisnis yang dilarang Agama itu.

Setelah kawasan prostitusi di Parung dibabat habis, bisnis itu kini mulai tersebar hampir di seluruh wilayah Kabupaten Bogor. Di antaranya lokasi portitusi terselubung ada di kawasan Sentul. Ruko-ruko yang berjejer sekilas tampak biasa.

Di depannya terparkir beberapa mobil dan sepeda motor. Di ruko itu terpampang tulisan “Pijat dan Urut  atau Refleksi Masagge dan Spa “. Untuk menutupi kecurigaan masyarakat  keterangan pun ditambahkan seperti tulisan “Pria dan Wanita atau Pijat Keluarga dan anak”

 

Di lokasi tersebut ROL mencoba menelusuri pemilik ruko. Dan berhasil menemui Andri (bukan nama asli).

Selain di Bogor, Andri mengaku usaha yang dimilikinya itu sebagian  ada  yang berlokasi di Jakarta. “Bisnis ini mengiurkan karena dapat untung yang sangat besar,”katanya saat ditemui di sebuah pertokoan.

Ia mejelaskan secara gamblang bagai mana ia dapat menjalankan bisnis itu dengan mulus. Kata Andri, ia membuka usaha itu sama seperti halnya kebanyakan bisnis jasa lainnya. “Enggak ada larangan ko, asal sama ngerti aja kalau yang mijat di sini semuannya perempuan,”ungkapnya

Para perempuan Wanita Tuna Susila(WTS) didapatkannya dengan mudah. Dituturkannya, ia mendapatkannya dari berbagai daerah seperti Sukabumi, Cianjur, Jakarta, dan Bogor. Rata-rata usia dari pewagai ditempatnya berkisar 15 tahun hingga 35 tahun.

“Kita memasang tarif sama bagi pelanggan yang datang Rp. 120 ribu perjam. Tapi kalau yang masih muda biasannya tarif plusnya di atas Rp.400 ribu kalau yang 25 tahun ke atas bisa kena Rp.200 ribu,”ujarnya. Ia sedikit menjelaskan istilah dalam dunia pijat seperti Fuck Job (FJ), Blow Job (BJ) dan Istilah lainnya.

Pria paruh baya ini mengaku mulai membuka lokasi pijat plus tersebut pertama kali di Sentul, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor sejak tahun 2009. Dengan alasan untung puluhan juta, ia rela kucing-kucingan dengan petugas pemerintahan.

Ditemui dilokasi, Adi (34) pengguna jasa pijat plus mengakui, kedatangannya ke tempat tersebut bukan mencari pelayanan kesehatan melainkan mecari pelayanan WTS. “Kalau tidak di sini ya di Hotel  M-One,”kata dia.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement