REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN -- Aparat Polres Pamekasan, Madura, Jawa Timur, mengamankan empat orang pengunjuk rasa yang diduga menjadi pemicu terjadinya kericuhan dalam aksi di depan kantor pemkab setempat.
"Kita terpaksa mengamankan mereka, karena pola penyampaian aspirasi sudah terkesan dipaksakan," kata Kapolres Pamekasan AKBP Sugeng Muntaha pada Kamis (26/2).
Keempat orang pengunjuk rasa yang diamankan itu dibawa petugas menggunakan mobil truk polisi ke Mapolres Pamekasan. Wartawan Antara di Pamekasan melaporkan, kericuhan itu terjadi berawal ketika pengunjuk rasa hendak membakar timba bekas di halaman kantor pemkab lantaran tidak ditemui langsung oleh Bupati Pamekasan Achmad Syafii.
Namun, upaya aksi pembakaran itu dihalau petugas dengan alasan agar tidak mengotori halaman kantor Pemkab Pamekasan. Massa justru tidak terima dan melempari polisi dengan telur busuk. Aksi melempar telur busuk itu mengenai beberapa orang petugas, sehingga polisi bergerak maju. Kendati begitu, pengunjuk rasa tetap terus melempar petugas.
Kejar-kejaran antara pengunjuk rasa dengan polisi akhirnya tidak terhindari hingga sebanyak empat orang akhirnya diamankan. Unjuk rasa oleh sekelompok massa yang mengatas namakan diri Barisan Mahasiswa Merdeka (BMM) ini menyoroti dugaan penyimpangan bantuan traktor pembajak sawah di Dinas Pertanian Pamekasan.
Selain menangkap empat orang pengunjuk rasa yang diduga menjadi dalang kericuhan dalam unjuk rasa itu, polisi juga membubarkan paksa aksi BMM.