Selasa 24 Feb 2015 09:14 WIB

Komisi I DPR Puji Sumbangan Freeport untuk Papua

Suasana pemandangan Grasberg Mine milik PT. Freeport Indonesia.
Foto: Antara
Suasana pemandangan Grasberg Mine milik PT. Freeport Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, TIMIKA -- Komisi I DPR menghargai sumbangan yang diberikan oleh PT Freeport Indonesia untuk masyarakat Papua, terutama warga yang ada di sekitar area pertambangan perusahaan itu di Kabupaten Mimika.

Wakil Ketua Tim Kunjungan Kerja Komisi I DPR ke Timika, Asril Hamzah Tanjung di Timika, Selasa (24/2), mengatakan, selama ini banyak pihak tidak mengetahui secara rinci keterlibatan Freeport dalam pembangunan di Papua.

"Kedatangan kami untuk melihat sejauh mana Freeport sudah memberikan kontribusi kepada masyarakat. Kami cek langsung ke tempat-tempat yang mereka bangun, ternyata luar biasa kontribusinya untuk masyarakat. Orang di pusat sana selama ini menilai bahwa Freeport tidak berbuat apa-apa untuk masyarakat Papua, padahal yang terjadi sebaliknya," ujar Asril.

Pada Senin (23/2), sebanyak 14 anggota Komisi I DPR yang melakukan kunjungan kerja ke Timika mengunjungi Sekolah Tunas Papua di kawasan Kampung Wonosari Jaya-SP4.

Sekolah yang mendidik anak-anak asli Suku Amungme dan Kamoro dari berbagai daerah di pedalaman itu dibangun oleh Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK), sebuah lembaga nirlaba yang mengelola dana kemitraan dari PT Freeport.

Para wakil rakyat di Senayan selanjutnya mengunjungi Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) Timika, sebuah rumah sakit yang didirikan oleh LPMAK (sebelumnya bernama Lembaga Pengembangan Masyarakat Irja/LPMI) sejak 1999. Sejak berdiri, rumah sakit itu telah terlibat aktif memberikan layanan kesehatan kepada jutaan warga tujuh suku di Kabupaten Mimika tanpa dipungut biaya sepeser pun.

Kunjungan Komisi I DPR dilanjutkan ke Institut Pertambangan Nemangkawi (IPN) Kuala Kencana, sebuah sekolah tinggi untuk mempersiapkan tenaga-tenaga terampil untuk bekerja di area perusahaan. Sekolah itu telah mendidik dan melatih ribuan pemuda asli Papua dimana saat ini mereka telah bekerja di PT Freeport maupun berbagai perusahaan kontraktor serta privatisasinya.

Asril Tanjung menilai apa yang telah dilakukan PT Freeport tersebut merupakan sesuatu yang wajar mengingat Freeport sudah lebih dari 40 tahun hadir dan beroperasi di wilayah Mimika-Papua.

Politikus Partai Gerindra itu berharap ke depan semakin banyak program-program pemberdayaan masyarakat lokal yang dilakukan oleh Freeport agar masyarakat Papua semakin sejahtera dalam bingkai NKRI.

Hasil kunjungan kerja ke Timika tersebut menjadi masukan yang berarti bagi DPR dalam rangka pembahasan perpanjangan kontrak karya PT Freeport.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement