Senin 23 Feb 2015 16:31 WIB
Eksekusi Mati Gembong Narkoba

Presiden: Brasil Lakukan Tata Krama tak Lazim

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Angga Indrawan
Presiden Joko Widodo
Foto: Antara/Andhika Wahyu
Presiden Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) membenarkan bahwa ia telah memerintahkan menteri luar negeri untuk menarik kembali duta besar Indonesia untuk Brasil. Presiden mengatakan, keputusan itu dibuat sebagai respons atas sikap Brasil yang menurutnya telah melanggar tata krama.

"Ya kalau menurut saya ya itu tata krama hubungan yang tidak lazim," ujar Presiden sesaat setelah tiba di Base Ops Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Senin (23/2).

Jokowi mengatakan, perintah menarik kembali dubes Indonesia untuk Brasil telah ia keluarkan sejak Jumat malam. Sementara, mengenai kerja sama yang dijalin kedua negara dalam pembelian alutsista, Jokowi mengatakan bahwa ia belum membuat keputusan soal hal itu.

"Belum tahu, yang jelas kita tegas, tarik," ujar dia.

Seperti diketahui, pemerintah Brasil secara tiba-tiba menunda penyerahan surat kepercayaan (kredensial) Duta Besar RI terpilih Toto Riyanto. Padahal, Toto diundang secara resmi untuk menyampaikan kredensial pada upacara di Istana Kepresidenan Brasil pada Jumat, 20 Februari 2015.

Akhirnya, dalam kesempatan tersebut, Toto hanya menonton penyerahan surat kepercayaan untuk diplomat El Salvador, Panama, Venezuela, Senegal, dan Yunani.

Tindakan Brasil itu diduga merupakan bentuk kekecewaan atas sikap Indonesia yang telah melakukan eksekusi mati terhadap warga negara mereka. Tak terima dengan sikap Brasil, pemerintah Indonesia pun menarik kembali duta besar untuk Negeri Samba tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement