Senin 23 Feb 2015 11:13 WIB
Koin untuk Australia

Mahasiswa Malang Galang Koin untuk Australia

Rep: c74/ Red: Angga Indrawan
  Ratusan masyarakat yang tergabung dalam koalisi pro Indonesia menggelar gerakan Koin untuk Australia di Bundaran HI, Jakarta, Ahad (22/2).  (Republika/Yasin Habibi)
Ratusan masyarakat yang tergabung dalam koalisi pro Indonesia menggelar gerakan Koin untuk Australia di Bundaran HI, Jakarta, Ahad (22/2). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Aksi mengumpulkan koin untuk Australia terus dilakukan di berbagai kota dan kabupaten di Indonesia. Salah satunya di Gondanglegi, Kabupaten Malang. Penggalangan koin dilakukan oleh Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Al-Qolam Malang.

Ketua PMII Rayon Pembaruan, Amirullah mengatakan, aksi pengumpulan koin untuk Australia dil dilakukan untuk menunjukan martabat Bangsa Indonesia. Menurutnya Perdana Menteri Australia Tony Abbott juga harus meminta maaf langsung kepada warga Indonesia.

"Pemerintah harus tegas dan konsisten terhadap aturan yang sudah ada. Pernyataan Perdana Menteri Tony Abbott menurunkan harga diri bangsa Indonesia," ujar Amir di Pertigaan Pasar Gondanglegi, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (23/2).

Amir mengatakan, ucapan Abbott yang meminta Indonesia mengingat bantuan kala Aceh dilanda tsunami menimbulkan kekecewaan di banyak kalangan, bahkan bagi politisi dan warga Australia sendiri. Ia melihat Australi tidak tulus saat memberi bantuan pada tragedi Tsunami Aceh 2004 lalu.

"Jika melihat ucapan Tony Abbott, Australi tidak tulus membantu saat Tsunami Aceh," ujar Amir.

Pemerintah Indonesia telah menegaskan bahwa Andrew Chan (31 tahun) dan Myuran Sukumaran (33 tahun), pemimpin kelompok perdagangan narkoba yang disebut Bali Nine, akan berada di antara kelompok narapidana berikutnya yang akan menghadapi regu tembak.

Namun, pihak Indonesia masih tutup mulut tentang kapan eksekusi akan berlangsung dan narapidana asing mana saja yang akan bergabung dengan dua warga Australia itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement