REPUBLIKA.CO.ID,SAMARINDA -- Kyushu Economic Federation, kelompok usaha dengan anggota 970 perusahaan besar di Jepang, berminat membangun "Smart City" atau kota pintar di Kabupaten Kutai, Kartanegara, Kalimantan Timur.
Kepala Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah (BPMPD) Kabupaten Kutai Kartanegara, Bambang Arwanto mengatakan, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia akan membentuk konsorsium perusahaan dari dalam dan luar negeri untuk mengerjakan proyek "Smart City" dan Bandara Loa Kulu.
"Pembicaraan mengenai kerjasama investasi antara Kyushu Economic Ferederation dan Kadin Indonesia itu dilaksanakan di Fukoka pada 10 Februari 2015 yang akan ditindaklanjuti dengan 'memorandum of understanding" (MoU) antara kedua belah pihak," ungkap Bambang Arwanto, Ahad (22/2).
Kelanjutan kerja sama investasi Kadin dengan Kyusu Economic Federation tersebut, kata Bambang, merupakan rencana Kyushu Economic Federation. Mereka ingin membantu Kadin dalam bermitra menggagas proyek "Smart City" dan Bandara Loa Kulu. "Pembicaraan kerja sama investasi tersebut juga dihadiri Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari dan Zulnahar Usman dari Kadin Infrastruktur," katanya.
Menurut Bambang, dalam sambutannya, Ketua Kyusu Economic Federation, Mr Yutaka Aso sangat antusias mendengarkan penjelasan bupati tentang pembangunan di Kutai Kartanegara. "Jadi, Kota Pintar dan Bandara Loa Kulu dibangun melalui kerja sama investasi swasta (Kyushu Economic Ferederation) sehingga tidak menggunakan APBD," ujarnya.
Kota Pintar tersebut merupakan percontohan pertama di Indonesia yang digagas Kadin Indonesia dengan menggandeng beberapa perusahaan konsorsium bekerja sama dengan Kutai Kartanegara. Menurut Bambang, kota itu akan dibangun di sekitar Bandara Loa Kulu yang bersinergi dengan infrastruktur Kota Tenggarong, ibu kota Kabupaten Kutai Kartanegara.
Rencananya, peletakan batu pertama dan peluncuran kota pintar akan dilaksanakan pada Maret 2015. Kyushu dan Kadin akan memprioritaskan lebih awal membangun pembangkit listrik untuk kemandirian energi kota dan bandara. "Mereka sudah melakukan perhitungan kebutuhan listrik mandiri standar Kota Pintar dengan kabel jaringan bawah tanah," ungkap Bambang.