Sabtu 21 Feb 2015 17:07 WIB

Wonogiri tak Mau Disebut sebagai Penyebab Banjir Bengawan Solo

Rep: Edy Setiyoko/ Red: Indah Wulandari
Pemandangan Waduk Gajah Mungkur yang membendung Bengawan Solo, di Wonogiri, Jateng, Rabu (5/1).
Foto: ANTARA/Andika Betha
Pemandangan Waduk Gajah Mungkur yang membendung Bengawan Solo, di Wonogiri, Jateng, Rabu (5/1).

REPUBLIKA.CO.ID,WONOGIRI –Pemkab Wonogiri, Jawa Tengah tak mau disebut sebagai penyebab  banjir Sungai Bengawan Solo hilir yang terjadi belakangan karena dibukanya pintu pelimpasan (spillway) Waduk Gajah Mungkur (WGM).

“Area sepanjang bawah WGM mulai dari Kabupaten Sukoharjo, Klaten,Karanganyar, Solo, Boyolali, Sragen, dan seterusnya banyak mengalir anak-anak sungai yang akhirnya masuk ke Bengawan Solo,” terang Kepala Divisi Jasa Air dan Sumber Air (ASA) IV Perum Jasa Tirta I Wilayah Sungai Bengawan Solo, Winarno Susiladi, Sabtu (21/2).

Maka, ia menampik tudingan banyak pihak, bahwa banjir Sungai Bengawan Solo hilir bukan dipicu dari hulu, yakni WGM.

Alisan sungai berdebit besar lainnya seperti Sungai Dengkeng di Kabupaten Klaten dan masih banyak lagi beberapa anak sungai yang debit airnya pun cukup besar masuk Bengawan Solo.

Guna meluruskan tuudingan miring tersebut, pihak Jasa Air dan Sumber Air (ASA) IV Perum Jasa Tirta I Wilayah Sungai Bengawan Solo, mengadakan rapat koordinasi antisipasi bencana banjir dan kekeringan di aula PJT I Kabupaten Wonogiri.

Sejumlah pihak terkait dan stakeholder diundang di rakor ini. Seperti, BMKG Jateng, BPBD Jateng dan Jatim, utamanya daerah yang dilalui aliran Sungai Bengawan Solo.

Salah satu tujuan rakor ini, menurut Winarno, memberikan sosiaslisasi kepada semua pihak yang berada di hilir Bengawan Solo. Agar lebih mengerti bahwa Kabupaten Wonogiri bukanlah penyebab utama banjir di Solo dan sekitarnya.

''Dengan Rakor ini juga, kami membahas bagaimana mengambil langkah kebijakan terkait pengoperasian air waduk ini,” ujarnya.

Seperti diketahui, curah hujan beberapa hari belakangan ini, membuat WGM mengalami penurunan. Elevasi air berada pada batas ambang normal, 135,30 mdpl (meter diatas permukaan air laut). Sehingga pintu pelimpasan (spillway) ditutup.

Perum Jasa Tirta I ASA IV Bengawan Solo masih memprediksi, cuaca ekstrem yang memicu banjir di wilayah hulu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement