REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia akan melakukan empat langkah dalam menanggulangi banjir di Jakarta, yang terjadi setiap tahun. Salah satunya adalah membuat 50 dam penahan (cek dam) tahun 2015 ini.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia, Siti Nurbaya mengatakan penyebab banjir di Ibu Kota karena hulu yang rusak. Ia menyebutkan sebanyak 900 hektare wilayah hulu yaitu Puncak, Mega Mendung, hingga Cisarua rusak.
"Selain itu, permukaan tanah yang turun sampai 7,5 sentimeter per tahun, drainase yang jelek, banyaknya sampah yang masuk ke Jakarta yaitu 5-11 persen dari 6.400 meter kubik," katanya kepada Republika di Jakarta, Ahad (15/2).
Ia melanjutkan, Jakarta adalah kota yang permisif dengan dunia usaha. Faktor-faktor inilah yang membuat Ibu Kota Indonesia ini dikepung banjir. Sehingga, faktor konservasi harus ditingkatkan.
Untuk itu, kata dia, Kementerian LH dan Kehutanan tahun ini mendapat alokasi dana sebesar Rp 15 miliar untuk mengatasi banjir. Pihaknya akan melakukan empat langkah. Pertama, membuat dam penahan sebanyak 50 unit. Dam ini akan dibangun di lahan hutan lindung seluas 500 hektare. Pembangunan setiap dam ini diperkirakan memakan biaya Rp 35 juta-Rp 40 juta.
"Kalau dam ini dibangun bisa menahan pasir, airnya. Untuk itu, saya minta pembangunan dam ini selesai tahun ini," ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga berencana membuat sumur resapan, vegetasi tetap atau biopori. Selain itu, kata dia, drainase seharusnya dikeruk secara rutin supaya air bisa mengalir lancar.
Sementara itu, Kepala Pusat Hubungan Masyarakat Kementerian LH dan Kehutanan Indonesia Eka W Soegiri mengatakan, dam penahan itu dapat menahan air selama mungkin. Selain dam penahan, pihaknya juga akan membangun sumur resapan di daerah aliran sungai (DAS) Ciliwung.
"Jumlah sumur resapan yang nanti dibangun kira-kira sebanyak 500 ribu unit. Sumur resapan Itu lebarnya 1,2meter x 1,2 meter x 1,2 meter dan kedalamannya dua meter," jelasnya.
Pihaknya mengklaim per sumur bisa menampung sekitar 5 kubik air per jam plus impact factornya empat kali sehingga 20 kubik air per jam dapat ditampung. Selain itu, upaya urgen yang harus dilakukan adalah pembuatan vegetasi tetap di lahan seluas 1.000 hektare.
Langkah lainnya yang akan dilakukan Kementerian LH dan Kehutanan yaitu agro forestry yaitu kegiatan pertanian dengan kehutanan jadi satu. Kemudian Kementerian Pekerjaan Umum (PU) akan membangun 40 dam pengendali. Ia menyebutkan, jika seluruh kegiatan itu dilakukan maka banjir di Ibu kota dapat berkurang.
Karena perhitungannya air yang masuk Jakarta sekitar 3,6 miliar meter kubik per tahun tetapi yang dapat ditampung 2,3 miliar kubik.
"Nah, 1,3 miliar kubik air itu menjadi banjir atau jdi genangan. Kalau lima kegiatan bisa dikerjakan bisa mengurangi banjir sampai 40 persen,” pihaknya menargetkan empat kegiatan itu bisa direalisasikan tahun ini. Ini karena lokasi, sebaran maupun spasialnya sudah ada. Untuk seluruh proyek itu dibutuhkan dana sekitar Rp 2,3 triliun. Alokasi tahun ini 15 miliar," jelasnya.
Pihaknya tidak bekerja sendiri. Kementerian PU, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Sosial (Kemensos) akan digandeng untuk mengerjakan proyek ini.