REPUBLIKA.CO.ID,DEPOK—Konsep saluran pengendali banjir dengan tunnel dipercaya bisa meminimalisir banjir di ibukota.
“Saat ini upaya Pemprov DKI sudah baik dengan melakukan normalisasi, sodetan dan perbaikan drainase. Tapi dengan PRASTI Tunnel, air yang dikendalikan bisa lebih banyak lagi,” kata pakar Manajeman Inovasi dari Universitas Indonesia Mohammed Ali Berawi, Sabtu (14/2).
Ia mengatakan, dengan konsep Public Railways and Stormwater Infrastructure (PRASTI) Tunnel, juga bisa mengatasi kemacetan secara bersamaan. PRASTI Tunnel merupakan sebuah tunnel multifungsi berupa saluran pengendali banjir.
Tunnel ini mampu mengalirkan debit air hingga 261 meter kubik per detik. Tunnel berfungsi mengalirkan air limpahan dari banjir kanal dan daerah genangan air di Jakarta menuju Waduk Pluit.
Bersamaan dengan tunnel tersebut dibangun pula infrastruktur pembangunan Mass Rapid Transit (MRT). “Jadi selain mengatasi banjir, kemacetan bisa diantisipasi juga. Semuanya dibangun di bawah tanah,” ujar Ale, sapaan akrabnya.
Untuk MRT, sambung Ali, mengikuti shelter Trans Jakarta yang sudah ada. MRT bawah tanah ini bermula dari Stasiun Dukuh Atas menuju Pluit. Penumpang Trans Jakarta yang ingin melanjutkan perjalanan dengan MRT bisa langsung turun ke bawah tanah.
“Idealnya dengan membayar satu kali penumpang bisa menggunakan MRT atau Transjakarta,” tegasnya.
Sedangkan untuk deep tunnel, dapat menampung air dari limpahan banjir kanal dan daerah genangan lainnya. Sehingga air yang meluap ke jalan bisa tertampung ke tunnel ini.
“Ini semua visibel. Yang kami teliti ini sudah ada di negara lain dan bisa diimplementasikan di Indonesia. Tapi untuk desain PRASTI Tunnel baru ini yang pertama kali,” tutup Ali.