Sabtu 14 Feb 2015 16:06 WIB

Penyelundupan Narkotika 2014 Didominasi dari Hong Kong

 Petugas BNN menghadirkan tersangka beserta barang bukti saat pemusnahan barang bukti narkotika di Garbage Plants Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (12/11). (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Petugas BNN menghadirkan tersangka beserta barang bukti saat pemusnahan barang bukti narkotika di Garbage Plants Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (12/11). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Kepala Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta, Okto Irianto mengatakan kasus penyelundupan narkotika pada 2014 didominasi penumpang usai melakukan penerbangan Hong Kong.

Ia mengatakan, ada sebanyak 42 kasus penindakan narkotika dari penumpang yang asal penerbangan Hongkong. Untuk urutan kedua dengan 12 kasus, ditempati Malaysia. Kemudian Tiongkok dengan 11 kasus, Afrika Selatan, Qatar dan Singapura dengan masing-masing empat kasus.

Sementara United Emirate Arab dan India, ia menambahkan, masing-masing tiga kasus serta Thailand dengan dua kasus.

Terkait hal tersebut, petugas Bea Cukai Soekarno-Hatta telah melakukan pemetaan terhadap negara yang rawan menjadi tempat asal narkotika.

Meskipun, seluruh bawaan penumpang tetap menjadi perhatian dan pengawasan petugas. Sebab, pengendar kerap kali melakukan perjalanan dari berbagai negara untuk menipu petugas.

"Jadi, mereka kerap keliling negara agar tidak dicurigai. Karena, bila dari satu negara tertentu, kerap kali dicurigai dan tertangkap," katanya di Jakarta, Sabtu (14/2).

Sementara untuk kurir narkotika yang tertangkap pada tahun 2014, didominasi oleh jenis kelamin laki - laki dengan usia antara 21 tahun 40 tahun. Meskipun ada juga yang berusia 60 -70 tahun ditangkap karena akan melakukan penyelundupan.

Sedangkan untuk kurir wanita, biasanya berusia diatas 30 tahun agar tidak dicurigai oleh petugas dan merupakan jadi bagian turis. "Biasanya untuk wanita menyembunyikan di barang bawaan," paparnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement