Jumat 13 Feb 2015 09:27 WIB
Kontroversi Valentine

Puluhan Pelajar-Mahasiswa Surabaya Tolak Valentine's Day

Hari Valentine (ilustrasi).
Foto: make1click.com
Hari Valentine (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Sebanyak 60-an pelajar dan mahasiswa Surabaya melakukan unjuk rasa di depan Kebun Binatang Surabaya, Jumat, untuk menolak Valentine's Day (Hari Kasih Sayang) yang mereka nilai tidak sesuai dengan budaya Timur.

"Saya ikut aksi ini untuk memberantas Valentine's Day, karena praktik kasih sayang dalam peringatan itu tidak sesuai dengan ajaran Islam dan budaya Timur," kata siswi kelas 10 SMA-IT Al-Uswah, Ajeng Aulia.

Dalam aksi yang melibatkan Lembaga Manajemen Infaq (LMI), Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Surabaya, komunitas Semanggi (semangat mengaji dan berbagi), serta pelajar dan mahasiswa itu juga diwarnai dengan aksi teatrikal.

Teatrikal yang diperankan sejumlah mahasiswa itu menggambarkan sejoli kekasih yang merayakan Valentine's Day dengan ditandai pemberian hadiah cokelat dan bunga kepada si cewek.

Namun, saat pemberian hadiah itulah, si cowok secara perlahan menarik pakaian kekasihnya tanpa disadari dan ketika tinggal beberapa helai kain akhirnya si cewek sadar dengan berusaha menarik kembali kain miliknya.

Si cewek pun sadar perayaan Valentine's Day itu salah dan tidak sesuai budaya Timur. Akhirnya, datang cowok lain yang berusaha melilitkan pakaian yang lebih Islami untuknya, hingga mereka pun menikah.

Dalam aksi solidaritas menolak Valentine's Day itu, LMI Surabaya membagikan 500-an bungkus kerudung/sarung dan brosur tentang dampak Valentine's Day yang merusak mahkota perempuan hanya dengan secuil cokelat.

Brosur itu merupakan tiga pernyataan sikap Aliansi Masyarakat Peduli Moral yakni menolak budaya Valentine yang bukan budaya Indonesia dan memicu pergaulan bebas, mengimbau toko swalayan agar stop menjadi sponsor maksiat, dan adili penulis buku cabul Toge Aprilianto.

Selain itu, peserta aksi juga membawa poster yang antara lain bertuliskan Valentine NO, Vengantine YES, Say NO to Valentine's Day, Cause We are Muslim, 14 Februari adalah Hari Meninggalnya Pendeta Roma, Santo Valentine, Lho Kok Kita Peringati.

Di sela aksi itu, koordinator aksi dari LMI Surabaya, Rangga Ramdan Syah mengatakan pihaknya menolak Valentine's Day karena target sejatinya bukan kasih sayang, tapi bisnis cokelat, kontrasepsi, dan minuman keras.

"Masak kasih sayang ditandai cokelat, kontrasepsi, dan minuman keras? Kita menutup Dolly, kok Valentine's Day justru menjerumuskan 20 persen remaja Surabaya untuk hamil sebelum menikah saat Valentine's Day. Untuk itu, kami menggalang gerakan penolakan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement