Senin 09 Feb 2015 17:45 WIB

Sleman Masih Sukar Tangani TPS Liar

Rep: C67/ Red: Yudha Manggala P Putra
Tempat Pembuangan Sampah
Foto: Antara
Tempat Pembuangan Sampah

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Sampah di Sleman kini merupakan persoalan baru yang perlu ditangani secara serius. Pasalnya, meingkatnya jumlah penduduk di serta menjamurnya bangunan baik pusat perbelanjaan maupun rumah tinggal membuat sampah menjadi persoalan yang harus ditangani.

Kepala Bidang Kebersihan dan Pertamanan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Sleman Indra Darmawan mengatakan, terdapat lima Tempat Pembuangan Sampah (TPS) liar sedang dalam proses penutupan. Kelima TPS tersebut antara lain di Desa Purwomartani, Maguwoharjo, Kalasan, Depok dan Tridadi. “Kami sangat kesulitan terkait TPS liar ini, di Sleman banyak dan tidak semua terdeteksi,” ujar Indra, di ruang kerjanya, Senin (9/2).

Indra menilai, tingkat partisipasi warga dalam menjaga lingkungan terutama terhadap keberadaan TPS liar masih kurang. Hal ini yang membuat salah satu penyebab BLH kesulitan mengatasi. Sebab, keberadaan TPS liar berada di tempat yang sulit diketahui.

Cara membersihkan lingkungan dari tumpukan sampah, kata Indra, tidak efektif jika hanya dengan pengangkutan sampah. Menurutnya, pengelolaan sampah secara mandiri merupakan cara efektif untuk mengurangi tumpukan sampah dan menjaga kebersihan lingkungan. “Masyarakat jangan tergantung kepada pengangkut sampah, itu salah satu dampak dari penanganan sampah hanya dengan mengangkut saja,” tambahnya.

BLH sendiri, lanjut Indra, telah mendorong kepada masyarakt agar melakukan pengelolaan sampah secara mandiri. Seperti yang telah dilakukan kepada masyarakat Tridadi. Mereka diberikan pembinaan terkait pengelolaan sampah.

Indra menyebutkan, kelompok pengelolaan sampah mandiri yang sudah dibentuk sebanyak 130 yang tersebar di 17 kecamatan di Sleman. Kendari demikian, jumlah tersebut dinilai masih sangat minim jika dibandingkan dengan sampah yang ada dimana terus bertambah setiap tahunnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Sleman, Yuni Satia Rahayu menuturkan, keberadaan sampah liar dapat menimbulkan penyakit. Sehingga, kata Yuni, lingkungan harus bersih dari sampah. Karena itu, Yuni menghimbau agar masyarakat Sleman ikut menjaga kebersihan lingkungannya sendiri. “Tidak bisa keinginan agar lingkungan bersih hanya dilakukan oleh pemerintah saja tapi harus ada juga peran dari masyarakat,” katanya, Senin.

Dia menerangkan, keberadaan sampah liar sampai saat ini masih banyak dihiraukan oleh masyarakat. Padahal, Yuni menegaskan, banyak sumber yang bisa membuat sampah tersebut mendatangkan penyakit. Misalnya, sampah yang menumpuk akan dimanfaatkan oleh hewam yang dapat mendatangkan penyakit seperti tikus. “Kalau ini tidak diperhatikan, masyarakata sendiri yang akan dirugikan,” tambahnya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement