Ahad 08 Feb 2015 20:55 WIB
mobnas

Kadin: Lihat Dulu Proton Bisa Beri Apa untuk Indonesia

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Bayu Hermawan
Ilham Habibie
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Ilham Habibie

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Mengenai kerja sama antara PT Adiperkasa Citra Lestari dengan perusahaan perusahaan otomotif Malaysia, Proton, Pemerintah Indonesia diminta memastikan dulu apa yang bisa diberikan Proton. Jangan sampai Indonesia menjadi agen penjualan produk mereka semata.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Bidang Riset dan Teknologi, Ilham Habibie mengaku tidak tahu apa isi dan detil nota kesepahaman antara PT Adiperkasa Citra Lestari dengan perusahaan otomotif Malaysia, Proton. Tapi secara prinsip, tidak ada istilah terlambat untuk mengembangkan mobil nasional.

''Harus dipastikan kalau kerja sama itu bukan menjadikan Indonesia sebagai agen penjual produk Proton. Lihat dulu apa yang bisa Proton berikan,'' katanya Republika, Ahad (8/2).

Ilham menyebut Proton sempat merugi pada 2014 lalu akibat respon pasar tidak mencukupi apa yang dibutuhkan industri. Proton nampaknya butuh rekan. Tapi Indonesia harus bisa menempatkan urusan bisnis sebagai bisnis.

Indonesia tidak boleh menggantungkan diri pada negara lain. Ia tak ingin Indonesia sekadar jadi pasar karena jika melihat potensi SDM dan teknologi, Indonesia sebenarnya mampu.

Jika benar-benar ingin memiliki industri mobil nasional, putra pertama mantan Presiden B.J Habibie mengatakan Indonesia harus mengembangkan tiga teknologi kunci, engine, sasis (rangka kendaraan), dan logam.

Meski ada Astra di Indonesia, Ilham mengatakan tentu perusahaan afiliasi Jepang tidak akan membuka informasi teknologi kunci yang dimiliki Jepang. Karena itu dibutuhkan komitmen dan stimulus.

''Harus ada proyek dulu yang disediakan negara. Industri akan bergerak kalau negara memberi proyek," ujarnya.

Negara juga harus punya target, misalnya dalam 10 tahun barulah negara melepas industri untuk berkembang sendiri. Menurutnya, membangun industri mobil nasional tidak bisa sekejap. Ada jalan panjang yang harus dilalui.

Berkaca pada Korea yang membuat mobil nasionalnya 20 tahun lalu, kini mobil asal Korea sudah setara dengan mobil produksi Jepang. Tidak perlu dicemooh saat mobil nasional pertama Indonesia belum bagus.

''Yang penting jangan sampai tidak punya sama sekali. Sebab otomotif adalah industri terbesar dengan efek bola salju yang besar,'' katanya.

Mengingat umurnya yang akan panjang sepanjang peradaban manusia, Ilham mengatakan industri otomotif membuka ruang kreatif yang luas bagi anak-anak Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement