REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan salah satu contoh desa inovatif nelayan. Di desa tersebut telah terpasang kincir angin yang menghasilkan listrik untuk pembuatan es bagi nelayan.
Demikian Menko Bidang Kemaritiman Indriyono Susilo ketika meninjau desa inovasi nelayan di Pantai Pandansimo Kabupaten Bantul, Jumat (6/2). Desa tersebut telah dirintis sejak tahun 2005 yang lalu, dan pemudanya telah dilatih untuk membuat baling-baling kincir angin sendiri. Sehingga ketika ada kerusakan dapat direparasi sendiri.
Melihat kemanfaatan kincir angin, pemerintah mentargetkan ada 1.000 desa nelayan inovatif lima tahun mendatang dan 100 desa Sain and Technopark di 500 kabupaten/kota di Indonesia. "Bisa dikatakan Kabupaten Bantul telah memulainya terlebih dahulu," kata Indriyono.
Karena itu, Bantul dinilai Indriyono layak mendapatkan atau masuk sebagai kandidat program 100 desa saint and technopark. Target secara nasional dalam dua tahun sudah terbangun 100 desa saint and technopark.
"Jika bisa nantinya kalau di desa ini telah ada maka ada desa inovasi nelayan ditempat lainnya," katanya.
Adanya desa inovasi nelayan, ternyata menarik wisatawan untuk berkunjung. "Di sini kunjungan wisatawan meningkat," ujarnya.
Bupati Bantul, Sri Surya Widati mengatakan beradaan pembangkit listrik tenaga angin dan solar cell sangat bermanfaat bagi nelayan. Selain untuk penerangan, energi listrik yang dihasilkan dari kincir angin dapat digunakan untuk membuat es guna mengawetkan ikan dan mencukupi kebutuhan warung-warung di sekitar Pantai Pandansimo.
"Nelayan saat ini tidak tergantung pasokan listrik dari PLN. Ketika listrik PLN padam, listrik di Pantai Pandansimo tetap menyala," kata Ida, panggilan akrab Sri Surya Widati