REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kepala Bagian Rumah Tangga Istana Bogor menyampaikan amanat Sekretariat Negara (Setneg) atas permintaan Presiden Joko Widodo yang hendak memindahkan kantornya itu ke Kota Bogor.
Selain itu, Presiden meminta agar kemacetan di ruas sekitar jalan Istana Bogor dapat diatasi. Maka atas permintaan Presiden itu, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengusulkan kepada menteri sekretaris negara (Mensesneg) agar pagar Istana diperdalam hingga melewati sungai. Kedua, dengan membabat taman di depan Sekolah Regina Pacis.
Saran tersebut guna memperluas badan jalan di ruas Jalan Juanda. Pasalnya, kemacetan kerap terjadi lantaran banyak wisatawan yang memberi makan rusa di pagar Istana.
Wakil Wali Kota, Usmar Hariman menjelaskan, luas yang akan diperlebar empat meter ke dalam dengan panjang 400 meter keliling Istana Bogor. Rencananya, pagar yang baru tersebut akan berada di belakang saluran irigasi di dalam Istana.
“Jadi, nantinya irigasinya ada di luar, sehingga kami berharap warga tidak bisa lagi parkir di badan jalan untuk memberi makan rusa,” katanya kepada Republika, Jumat (6/2).
Permintaan lainnya, penangkaran rusa akan dipusatkan di sekitaran Gereja Zebaot, sehingga masyarakat yang hendak memberi makan rusa dipusatkan di sana.
Pemerintah Kota Bogor mengaggarkan biaya penggeseran pagar Istana Bogor serta pembuatan pedestrian itu memerlukan dana sebesar Rp 41 miliar. Sementara DPRD hanya menyetujui besaran diangka Rp 6,7 miliar. "Tentunya kami berharap Sekretariat Negara mau membiayai pembangunan pedestrian itu,” kata Usmar.
Dihubungi terpisah, Kepala Bagian Humas Pemkot Bogor Encep Ali Alhamidi mengatakan, saat ini tengah berlangsung pertemuan Wali Kota Bogor Bima Arya dengan Mensesneg membahas ihwal pemunduran pagar Istana Bogor dan pembangunan jalur pedestrian.