Kamis 05 Feb 2015 21:51 WIB

Jadi Korban Tabrak Lari, Dekan Unas Ini Dikenal Sebagai Sosok yang Tegas

Dekan FISIP Unas, Dedi Irawan
Foto: flickr
Dekan FISIP Unas, Dedi Irawan

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK - Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Nasional (Unas) Jakarta, Dedi Irawan yang tewas akibat korban tabrak lari, dikenal sebagai sosok yang tegas.

"Beliau punya konsep untuk memajukan memajukan Universitas Nasional (Unas)," kata Dosen Pascasarjana Unas, Muhammad Noer ketika ditemui di rumah duka, Kamis (5/2).

Ia mengatakan, Dedi Irawan baru saja menjalani ujian tertutup program doktor ilmu politik di Universitas Padjajaran (Unpad) pada Jumat (30/1) dan akan menjalani ujian terbuka dua pekan lagi. "Tapi kenyataan Allah berkehendak lain," katanya.

Noer mengatakan, secara akademik prestasi dia sangat bagus dan selalu menyelesaikan kuliahnya tepat waktu baik untuk program magister maupun doktornya. Dalam kesehariannya di kampus ia sangat tidak menyukai mahasiswa yang merokok dan tidak displin.

Guru Besar Ilmu Politik UI Maswadi Rauf yang datang kerumah duka juga mengatakan hal yang sama bahwa Dedi merupakan sosok lelaki pekerja keras dan berusaha untuk memajukan dunia pendidikan di perguruan tinggi. "Dia orang baik dan selalu berusaha untuk maju," katanya.

Para mahasiswa Unas yang datang ke rumah duka menyatakan sangat kehilangan seorang dosen yang dicintai para mahasiswanya. "Ya kami merasa kehilangan Pak Dedi, dia merupakan sosok dosen yang menjadi panutan kami," kata mahasiswa Unas Sherly Marlina.

Sementara itu, istri Dedi Irawan, Dwi Aryani mengatakan dirinya tidak mempunyai firasat apapun sebelum kepergian selama-lamanya suami tercintanya tersebut. "Saya tidak punya firasat apa-apa. Beliau memang pernah cerita soal kasus narkoba di kampus namun tapi soal ada ancaman atau tidak sebelumnya ia tidak pernah cerita," ujarnya.

Sedangkan mantan Dekan FISIP Unas yang saat ini menjabat Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Hasto Atmojo mengatakan Dedi dikenal sebagai sosok yang pekerja keras dan berusaha untuk maju. Ketika ditanya apakah ada kaitannya kematian Dedi dengan pemberantasan narkoba dalam kampus Unas beberapa waktu lalu, Hasto tidak bisa memastikannya.

"Saya tidak ada kepikiran ke arah sana. Kebijakan itu kan ranahnya universitas, bukan fakultas. Kalaupun ada (ancaman) pihak universitas yang dituju," katanya.

Dedi meninggal karena ditabrak mobil saat mengendarai sepeda motor Honda Vario B 6166 EHQ di Jalan Kejayaan, Sukmajaya, Depok, Kamis (5/2/2015) pukul 05.00. Pengendara mobil yang menabrak Dedi melarikan diri, meninggalkan Dedi dengan luka parah di bagian kepalanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement