REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) akan memanggil pihak pengelola Bandara Internasional Lombok (BIL) berkaitan dengan insiden pesawat tergelincir yang menyebabkan banyaknya penundaan penerbangan kedatangan dan keberangkatan.
Wakil Gubernur NTB, Muhammad Amin mengatakan seharusnya pihak BIL sudah bisa mengantisipasi ketika terjadi insiden. Serta, sudah menyiapkan peralatan-peralatan evakuasi.
"Ini tidak antisipatif namanya. Saya kira akan coba memanggil pengelola untuk ditanya soal solusi dan antisipasi," ujarnya di Kota Mataram, Kamis (5/2).
Ia menuturkan, keberadaan BIL yang sudah tiga tahun beroperasi seharusnya sudah mempunyai peralatan yang memadai. "Dengan mengambil peralatan dari Bali berarti pengelola tidak siap," katanya.
Menurutnya, insiden pesawat tergelincir tersebut tentu menyebabkan kerugian besar. "Insiden bisa terjadi setiap saat. Ini yang harus diantisipasi. Saya kira sangat sederhana menghitung itu," katanya.
Amin mengatakan insiden tersebut bisa mengganggu kegiatan-kegiatan yang lain termasuk pariwisata. "Semestinya sudah bisa dihitung, diantisipasi."
Pesawat Garuda jenis ATR 72-600 rute Denpasar, Lombok, Ujung Pandang dengan No penerbangan 7040 yang tergelincir di sebelah barat tepi selatan landasan Bandara Internasional Lombok (BIL) saat landing pukul 17.50 Wita, Selasa (3/2) kemarin berhasil dievakuasi Rabu pukul 14.00 Wita dari jalur runway.