REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak ingin mengomentari kisruh yang melanda KPK dan Polri. Melalui akun Facebook miliknya, SBY memiliki argumen tertentu. Padahal, diakuinya, banyak pihak yang menginginkannya ikut mengatasi kemelut dua institusi penegak hukum tersebut.
Melalui Twitter, Facebook & SMS saya menerima banyak pertanyaan & permintaan untuk ikut "membantu" mengatasi kemelut Polri-KPK.
Lebih tepat & bijak, jika saya tetap menahan diri & tidak ikut meramaikan kemelut ini, apalagi jika menambah rumitnya permasalahan.
Saya menilai persoalan ini tidak sangat rumit & solusinya pun tersedia. Saya juga yakin Presiden Jokowi akan bisa mengatasinya.
Yang penting, institusi Polri & KPK dapat diselamatkan & bisa kembali menjalankan tugasnya, terutama pemberantasan korupsi.
Meskipun banyak yang meminta, lebih baik saya tidak bertemu Pak Jokowi. Bisa menimbulkan prasangka, "mengintervensi & mempengaruhi".
Saat ini, rakyat dikejutkan oleh banyak cerita "di balik layar", yang tak baik. Semua perlu diklarifikasi, agar kepercayaan rakyat tidak runtuh.
Suasana bertambah tidak baik, karena kini terjadi saling serang & "buka-bukaan", tanpa diketahui mana yang benar & mana yang tidak.
Ingat para pemimpin & pejabat negara, lembaga-lembaga penegak hukum & juga partai-partai politik, semua perlu kepercayaan rakyat.
Oleh karena itu perlu dilakukan klarifikasi apakah berita-berita buruk itu fitnah atau fakta. Yang paling baik, ceritakanlah kebenaran.
Hanya kebenaran & kemudian kepercayaan rakyatlah yang akan menyelamatkan negeri ini. Semoga kita dituntun oleh Allah SWT.
---
Diambil dari Twitter @SBYudhoyono. Rabu, 04 Februari 2015.