REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua KPK Abraham Samad tak menyangkal pernah bertemu dengan politisi maupun elit politik. Tetapi, dia memastikan bahwa pertemuan tersebut dalam koridor yang jelas yakni terkait dengan tugasnya sebagai pimpinan KPK.
"Dalam melaksanakan tugas saya sebagai pimpinan KPK, tidak dapat dihindari adanya pertemuan saya dengan sejumlah politisi atau elit politik, baik secara formal maupun informal," katanya di gedung KPK, Senin (2/2).
Samad juga tidak membantah bahwa namanya sempat digadang-gadang menjadi cawapres pendamping Jokowi. Namun, pria asli Makassar, Sulawesi Selatan itu mengaku tidak pernah ada inisiatif darinya untuk mencalonkan atau menawarkan diri.
Samad juga membantah pernah menjanjikan atau membantu seseorang terkait penanganan kasus yang sedang ditangani KPK seperti yang dituduhkan beberapa pihak. Menurutnya, hal yang demikian merupakan salah satu ujian untuk menjaga integritas KPK secara kelembagaan dan dirinya secara pribadi.
Samad mengatakan, seluruh pimpinan KPK telah sepakat mempersilakan bagian pengawasan internal KPK untuk melakukan penelitian-penelitian lebih jauh terhadap seluruh pimpinan KPK. Termasuk laporan-laporan pidana terhadap pimpinan KPK. Baik yang sudah menimpa Bambang Widjojanto, Adnan Pandu Praja, Zulkarnain dan dia sendiri.
Dia meyakini bahwa laporan-laporan yang ditujukan terhadap pimpinan KPK terkait erat dengan penetapan Budi Gunawan sebagai tersangka oleh KPK. "Jadi laporan kepada pimpinan KPK adalah untuk mengkriminalisasi dan sulit dibantah bahwa itu tidak ada hubungannya dengan penetapan BG sebagai tersangka," ujarnya.