REPUBLIKA.CO.ID,MALANG--Penyakit demam berdarah dengue (DBD) di wilayah Kota Malang, Jawa Timur, selama kurun waktu satu bulan terakhir ini (Januari 2015) merenggut dua nyawa balita di kota itu.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang Dr Asih Tri Rahmi Nuswantari, Kamis, mengemukakan dari tujuh kasus DBD yang dilaporkan Puskesmas selama Januari 2015 dan tercatat di Dinkes, dua di antaranya tidak tertolong, yakni balita yang tinggal di Kecamatan Klojen dan Blimbing.
"Satu korban meninggal yang ada di Kecamatan Klojen karena terlambat di bawa ke rumah sakit, sedangkan satu korban dari Kecamatan Blimbing disebabkan mengalami keracunan di otak. Namun, kondisi itu belum termasuk kejadian luar biasa (KLB)," katanya.
Untuk mencegah meluasnya DBD di Kota Malang, katanya, Dinkes secara intensif melakukan pengasapan (fogging) di sejumlah kawasan, terutama di lokasi yang warganya terkena DBD, seperti di Kelurahan Bareng dan Sukoharjo dui Kecamatan Klojen serta di Bunulrejo, Kecamatan Blimbing.
Hanya saja, lanjutnya, fogging harus diikuti dengan pembersihan lingkungan, termasuk menguras kamar mandi secara rutin karena fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, sedangkan jentik-jentiknya mungkin masih terus berkembang, sehingga perlu pemahaman dan perhatian serius dari masyarakat.
Yang harus dipahami masyarakat ketika dilakukan fogging, lanjutnya, di antaranya adalah menyimpan makanan di dalam ruangan yang aman dari asap fogging, sebab racun fogging untuk nyamuk bisa masuk ke makanan dan dikonsumsi, sehingga berpotensi bahaya.
Selain makanan, beberapa hewan peliharaan juga perlu di amankan dari asap fogging, karena bisa saja hewan tersebut terkena asap racun. Dan, setelah dilakukan fogging, warga harus sepakat membersihkan dan menguras kamar mandi, sebab fogging hanya untuk membunuh nyamuk dewasa.
"Dinkes sudah melakukan fogging, tapi kalau warga tidak membersihkan jentik-jentiknya yang ada di bak mandi atau titik-titik air yang mengendap, tetap saja akan tumbuh nyamuk lagi. Oleh karena itu, warga harus memperhatikan hal-hal seperti itu agar fogging bisa efekstif," tegasnya.
Sementara itu, data yang dikumpulkan dari tiga rumah sakit selama kurun waktu 1-16 Januari 2015, yakni RS Lavalette, RSSA Malang dan RSI Unisma, tercatat ada 69 pasien DBD dan di Dinkes ada tujuh pasien.
Pada tahun 2014, kasus DBD di Kota Malang tercatat 132 dan satu pasien meninggal. Jumlah tersebut menurun cukup drastis dari tahun 2013 yang mencapai 409 pasien dan dua orang meninggal.