Kamis 29 Jan 2015 01:18 WIB

GAPMMI: Rencana Penutupan Impor Jeroan Belum Dikomunikasikan

Rep: C78/ Red: Yudha Manggala P Putra
Jeroan
Jeroan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Gabungan Pengusaha Makanan Minuman (GAPMMI) mengatakan belum dapat menyatakan sikap terkait rencana Menteri Pertanian Amran Sulaiman menutup keran impor jeroan daging. Itu karena pemerintah sejauh ini belum mengkomunikasikan rencana tersebut dengan para pelaku usaha terkait.

“Dari anggota GAPMMI belum ada yang memberikan perhatian khusus atas rencana Mentan ini,” kata Ketua Komite Kebijakan Umum GAPMMI Rachmat Hidayat pada Rabu (28/1).

Karenanya, ia akan terlebih dahulu mengkomunikasikannya dengan para anggota, terutama mereka yang bisnis kulinernya berkaitan dengan jeroan. Namun, ia percaya bahwa pemerintah telah melakukan pertimbangan khusus ketika merencanakan suatu kebijakan dan aturan.

Ia menyarankan, jika pun terjadi penutupan impor jeroan, mestinya ada permintaan khusus untuk pasokan jeroan bagi pakan hewan. Karenanya, ia ingin terlebih dahulu membicarakan langsung dengan pemerintah. “Lagi pula, peraturan definitifnya juga kan belum ada,” katanya.

Ditanya soal dampaknya pun, ia mengaku akan terlebih dahulu mengumpulkan data dari para anggota. Sebab, bisnis jeroan beragam, pun jenisnya yang beragam dari mulai usus, hati, ampela dan yang lainnya. Namun ia menyadari bahwa pasokan jeroan dalam negeri untuk memenuhi permintaan pasar masih kurang. Ditandai dengan pasokan daging yang juga kurang sebab masih melakukan impor 20 hingga 30 persen dari kebutuhan, otomatis jeroan pun ikut kurang.

Sepanjang 2014, volume ekspor daging sapi dan ternak hidup Australia melesat dan menjadi yang tertinggi yakni mencapai 1,29 juta ton. Karenanya, impor daging sapi Indonesia dari Australia tercatat meningkat sebesar 35 persen di tahun lalu. Berdasarkan data yang ditampilkan dalam laman Stockand Landjumlah impor daging sapi Indonesia dari Australia tercatat mencapai 53.139 ton.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement