Senin 26 Jan 2015 14:09 WIB

Demokrat: Tim Independen Harus Gerak Cepat

Wakil Ketua DPR Agus Hermanto
Foto: MgROL30
Wakil Ketua DPR Agus Hermanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Agus Hermanto menilai tim independen yang dibentuk Presiden Joko Widodo untuk mengatasi kekisruhan antara KPK-Polri, harus bergerak cepat agar segera menghasilkan masukan yang tepat kepada presiden.

"Kami menilai pembentukan tim independen itu merupakan langkah maju, namun jangan sampai berhenti di sini saja," kata Agus di Ruang Rapat Fraksi Partai Demokrat, Gedung Nusantara I, Jakarta, Senin (26/1).

Agus mengatakan tim tersebut harus "digeber" kinerjanya, sehingga bisa menghasilkan keputusan yang tepat dalam waktu singkat. Menurut dia, apabila kekisruhan antara KPK-Polri tidak segera diselesaikan maka akan mengganggu kehidupan berbangsa dan bernegara.

"KPK dan Polri merupakan unsur penting dalam penegakkan hukum. Apabila KPK terganggu maka pemberantasan korupsi bisa terganggu dan apabila kinerja Polri terganggu maka penegakkan hukum akan terganggu," ujarnya.

Dia menjelaskan kedua institusi jangan sampai ada yang memberatkan dalam menjalankan tugasnya masing-masing. Agus mengatakan Demokrat menilai Presiden Jokowi masih memiliki kesempatan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, sehingga kedua institusi itu harus diperkuat.

"Kedua institusi itu diperlukan di Indonesia, sehingga keduanya bisa diselamatkan dan bisa bekerja dengan maksimal," ujarnya.

Sebelumnya Presiden Jokowi memanggil sejumlah tokoh untuk mendapatkan masukan terkait kisruh KPK-Polri pada Minggu (25/1). Para tokoh tersebut akan menjadi tim independen yang terdiri dari berbagai kalangan.

Tim tersebut terdiri dari mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshidiqie, mantan Wakapolri Komisaris Jenderal (Purnawirawan) Oegroseno, mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Tumpak Hatorangan Panggabean dan Erry Riyana Hardjapamekas.

Selain itu ada mantan staf ahli Kapolri Bambang Widodo Umar, pakar hukum internasional Hikmahanto Juwana, dan mantan Ketua PP Muhammadiyah Syafii Maarif.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement