REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) M Nasir mengatakan, biaya produksi pesawat kecil N-219 yang berkapasitas 19 orang mencapai 6 juta dolar AS. Biaya ini jauh lebih murah jika dibandingkan membuat pesawat berkapasitas besar yang biayanya bisa mencapai 700 juta dolar AS.
"Saat ini pesawat N-219 sudah dalam tahap uji coba di bawah Lapan. Diharapkan Agustus sudah jadi dalam bentuk pesawat dan akhir tahun sudah bisa terbang,"kata Nasir di Jakarta, Jumat, (23/1).
Potensial market untuk N-219, terang dia, sebanyak 200 unit. Namun PT DI baru mampu melakukan produksi sebanyak 24 unit.
Thailand, ujar Nasir, sudah mengincar pesawat N-219. Mereka ingin membeli jika sudah diproduksi.
"Filipina juga akan melihat spesifikasi pesawat N-219. Kalau cocok, mereka mungkin tertarik untuk membelinya," katanya.