Kamis 22 Jan 2015 16:48 WIB

Diduga Lakukan Pelecehan Seksual, Kepala SMK Dipolisikan 8 Siswanya

Rep: c 75/ Red: Indah Wulandari
pelecehan seksual (ilustrasi)
pelecehan seksual (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,MATARAM--Kepala Sekolah SMK Nusa Dirgantara, Kabupaten Lombok Tengah, MJ membantah telah melakukan tindakan pelecehan seksual kepada murid-muridnya. Pasalnya, kegiatan belajar mengajar di sekolah berjalan lancar.

"Tidak pernah terjadi apa-apa. Semua itu bohong," ujarnya, Kamis (22/1).

Ia menuturkan, tidak mengetahui alasan pelaporan dirinya oleh siswi-siswi yang menuduh telah melakukan pelecehan seksual. "Saya tidak tahu (motifnya)," ungkapnya

Menurutnya, dirinya pun mengaku tidak pernah diperiksa oleh kepolisian menyangkut dugaan pelecehan seksual yang sudah diketahui publik. Namun, jika dipanggil maka dirinya mengaku siap.

Terkait adanya informasi yang beredar, yaitu adanya persaingan antarsekolah dalam dugaan kasus tersebut. MJ mengaku tidak mengetahui hal itu.

 

Kuasa hukum MJ, Hamdi mengatakan, pihaknya akan mempersiapkan langkah hukum untuk mengungkap kebenarannya. Pasalnya, dalam dugaan kasus tersebut, kliennya merasa difitnah.

"Ini ada unsur fitnah karena di sekolah tidak pernah terjadi apa-apa," katanya.

Menurutnya, ada dugaan kasus tersebut direkayasa dan terdapat oknum yang melakukan tindakan tersebut. "Kita sudah mengantongi beberapa orang yang diduga oknum dan jika perlu dilaporkan kembali," katanya.

Sebelumnya, Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Nusa Tenggara Barat (NTB) mengungkapkan adanya kasus dugaan pelecehan seksual menimpa delapan orang siswi SMK Nusa Dirgantara, Kabupaten Lombok Tengah yang dilakukan oleh seorang oknum kepala sekolah dan seorang guru.

Kedelapan korban tersebut adalah AT (15), FF (15), RZ (17), AD (15) serta BS (15), DY (15) dan FT (15). Sementara pelaku adalah MJ dan AW.

Lima korban tersebut kini ditangani oleh Panti Sosial Marsudi Putra Paramita (PSMP) Mataram dan ketiga korban berada pengawasan orang tua.

Kepala Divisi Hukum dan Advokasi LPA NTB, Joko Jumadi mengatakan enam siswi tersebut terbukti menjadi korban oknum kepala sekolah dan guru. Sementara, kedua korban lainnya nyaris menjadi korban berikutnya.

"Ada enam korban yang teridentifikasi menjadi korban," ujarnya.

Korban berinisial RZ mengaku perlakuan bejat kedua oknum guru tersebut dilakukan sejak November 2014 lalu. Sepulang sekolah, pelaku meminta dirinya untuk datang ke ruang kerjanya.

Menurutnya, saat di dalam, MJ membuka baju korban. Akibat perlakuan itu, dirinya lebih memilih untuk tidak meneruskan sekolah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement