Rabu 21 Jan 2015 14:01 WIB

Perpisahan, Sutarman Harapkan Polri Solid

Rep: C07/ Red: Erik Purnama Putra
Kapolri Jenderal Sutarman.
Foto: Republika/Prayogi
Kapolri Jenderal Sutarman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan kapolri Jenderal Polisi Sutarman melakukan perpisahan dengan para perwira, petinggi, pejabat di Mabes Polri pada Rabu (21/1). Dalam pidatonya, ia berpesan agar Polri tetap selalu solid dan tidak terpengaruh dengan situasi kondisi politik.

Ia berpesan kepada Badrodin agar bisa mengemban amanah, seluruh tugas, wewang dan tanggung jawab. Sutarman pun meminta agar Badrodin segera melakukan konsolidasi dengan para internal Polri guna menjaga intergritas, kesolidan kesatuan dan menjaga profesionalitas kesatuan karena tantangan dan tuntutan tugas Polri yang semakin berkembang ke depannya.

"Jangan sampai kesatuan Polri diombang-ambing karena kekuatan-kekuatan politik. Karena saya menjaga marwah kepolisian negara RI ini untuk tidak terjun ke kanan kiri untuk kepentingan-kepentingan politik, tetapi hanya untuk kepentingan bangsa dan negara," ujar Sutarman di Mabes Polri, Rabu (21/1).

Karena, sambung Sutarman, peristiwa yang saat ini terjadi di tubuh Polri akan dicatat sebagai sejarah peristiwa bangsa Indonesia. Ia pun mengakui, pergantian kapolri ini telah menimbulkan berbagai persoalan di masyarakat.

"Saya harap di internal Polri tidak perlu terjadi persoalan, karena saya sejak awal dengan tulus dan ikhlas," ucapnya.

Sutarman menambahkan sejak dirinya duduk menjadi Kapolri, ia pun sudah langsung harus menyiapkan adik-adiknya untuk menggantikan dirinya. "Seperti yang telah saya katakan di forum pejabat utama, kapanpun saya diganti, saya rela," katanya.

Ia pun dengan terbuka menerima diskusi dan ikut membantu persoalan yang ada di Polri. "Saya tahu banyak tentang masalah di Polri, jadi kalau teman-teman mau tahu, silahkan diskusi, saya siap untuk banti selesaikan persoalan ini dengan baik," tuturnya.

Ia juga berpesan kepada para anggota Polri di daerah agar tetap dalam satu kesatuan Polri."Saya pesan ke teman-teman di Mabes dan daerah yang tidak tahu masalah banyak, jangan komentar banyak karena akan menimbulkan disintergrasi di internal kepolisian," tandasnya.

Pada Jumat lalu (16/1) lalu, Presiden Joko Widodo mengeluarkan dua keputusan presiden terkait dengan Kepala Polri. Pertama, memberhentikan Jenderal Sutarman sebagai Kapolri. Kedua, mengangkat Komisaris Jenderal Badrodin Haiti sebagai Plt Kapolri.

Pelantikan Budi Gunawan sebagai Kapolri pilihan Jokowi ditunda hingga proses hukumnya selesai. Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan Budi sebagai tersangka dugaan suap dan gratifikasi.

Jenderal Sutarman diberhentikan setelah menjabat Kepala Polri selama satu setengah tahun. Pencopotan tersebut menimbulkan tanda tanya besar karena mantan ajudan Presiden keempat Indonesia Abdurraham Wahid ini akan pensiun Oktober mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement