Selasa 20 Jan 2015 13:10 WIB

Presiden Minta Pengurus Masjid Sampaikan Bahaya Narkoba

Petugas BNN menangkap pengedar narkoba.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Petugas BNN menangkap pengedar narkoba.

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Presiden Jokowi meminta pengurus masjid untuk gencar menyampaikan bahaya narkoba terkait dengan kondisi darurat narkoba saat ini.

"Saya titip masalah narkoba disampaikan secara gencar. Posisi kita dalam darurat narkoba," kata Presiden Jokowi.

Presiden berada di Pontianak untuk Masjid Raya Mujahidin, pencanangan pembangunan Jaringan Irigasi Feroseme di Kabupaten Landak, dan meninjau serta berdialog dengan warga di daerah perbatasan di wilayah Kalimantan Barat.

Presiden menyebutkan Indonesia dalam kondisi darurat narkoba karena saat ini yang harus direhabilitasi mencapai hampir 4,5 juta orang. Yang tak bisa direhabilitasi 1,2 juta, korban meninggal 50 orang per hari atau 18.000 per tahun.

Ia menegaskan RI dalam kondisi darurat narkoba. Di negara lain terlibat satu gram saja sudah dihukum berat. Di Indonesia sudah masuk penjara masih bisa mengendalikan bisnis haram itu.

"Yang terkena tidak hanya anak muda, tapi institusi seperti perguruan tinggi, pembantu rektor saja kena," katanya.

Presiden menyatakan akan bertindak tegas terhadap penjahat narkoba antara lain dengan menolak pemberian grasi dalam kasus itu.

"Ada 64 orang yang divonis mati. Mereka minta grasi, semua kita tolak, meski banyak tekanan dari sana sini. Saya titip ke pengurus masjid, ke ustad dan lainnya, sampaikan masalah ini karena merusak generasi muda," kata Presiden Jokowi.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement