Sabtu 17 Jan 2015 09:50 WIB

Polri 'Diobok-obok' demi Kepentingan Politik

 Mantan Kapolri Jenderal Pol Sutarman (kanan) melakukan salam komando dengan Plt Kapolri Komjen Pol Badrodin Haiti (kiri) di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (16/1).(Antara/Setpres-Rusman)
Mantan Kapolri Jenderal Pol Sutarman (kanan) melakukan salam komando dengan Plt Kapolri Komjen Pol Badrodin Haiti (kiri) di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (16/1).(Antara/Setpres-Rusman)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua SETARA Institute, Bonar Tigor Naipospos menilai institusi Polri telah "diobok-obok" oleh kepentingan politik. Sementara yang menjadi korban adalah Jenderal Polisi Sutarman dan Komjen Polisi Suhardi Alius.

"Hanya karena hasrat politik untuk mengusung calon kapolri yang memiliki kedekatan pribadi dengan petinggi partai, maka institusi kepolisian 'diobok-obok'," katanya.

Bonar mengatakan Sutarman yang sebelumnya menjabat kapolri seharusnya baru purnatugas sebagai perwira polisi pada Oktober 2015. Sementara Suhardi yang sebelumnya menjabat Kabareskrim merupakan perwira bintang 3 dari angkatan 1985 yang cukup berprestasi.

"Seharusnya Presiden Joko Widodo sesuai dengan semboyan 'kepentingan politik saya berakhir ketika kepentingan negara dan bangsa ini bermula'," tuturnya.

Penundaan itu terkait dengan keputusan KPK yang telah menetapkan Budi Gunawan sebagai tersangka atas dugaan suap dan rekening yang tidak wajar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement