Jumat 16 Jan 2015 18:00 WIB

Wakil Ketua MPR Dukung Otonomi Khusus Kaltim

Sudut Kampung Tanjung Soke, Kecamatan Bongan, Kutai Barat, Kalimantan Timur.
Foto: Republika/Chairul Akhmad
Sudut Kampung Tanjung Soke, Kecamatan Bongan, Kutai Barat, Kalimantan Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Wakil Ketua MPR, Mahyudin mendukung keinginan masyarakat Kalimantan Timur yang menuntut daerah otonomi khusus, demi untuk peningkatan kesejahteraan rakyat.

"Sepulang kunjungan kerja ke Kaltim ini, kami akan menggelar pertemuan dengan wakil rakyat lain asal Kaltim yang duduk di DPR RI untuk membahas tuntutan otsus Kaltim," kata Mahyudin saat melakukan kunjungan kerja ke Kantor Gubernur Kaltim di Samarinda, Jumat (16/1).

Rencana pertemuan dengan wakil rakyat asal Kaltim adalah untuk membahas konsep yang ideal. Yakni melalui jalur yang elegan dan terhormat kepada para petinggi di pemerintahan pusat.

Ia mengatakan akan terus melakukan lobi, meskipun masyarakat dan Pemprov Kaltim juga akan melakukan lobi yang sama. Sebab, masing-masing pihak memiliki jalur yang berbeda dalam melobi ke pusat.

Mahyudin menilai keinginan masyarakat Kaltim menuntut keadilan dukungan anggaran pembangunan yang memadai melalui pembentukan daerah otsus, merupakan hal yang wajar.

Selaku representasi perwakilan masyarakat Kaltim, dia melihat belum optimalnya manfaat pengelolaan sumber daya alam (SDA) bagi masyarakat Kaltim, padahal eksploitasi yang dilakukan sudah secara besar-besaran.

"Kaltim sebagai daerah yang punya potensi SDA besar dengan eksploitasi secara besar-besaran, ada minyak bumi, batu bara, dan lainnya, tetapi belum mampu memenuhi kebutuhan dasar dan menyejahterakan masyarakat. Jadi, wajar jika Kaltim menuntut otsus," katanya.

Ia menambahkan dampak pengelolaan SDA secara besar-besaran selama ini adalah kerusakan lingkungan. Kondisi inilah sehingga masyarakat ingin lebih baik, yakni pembangunan di Kaltim minta lebih diprioritaskan.

Mahyudin sependapat dengan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak yang menganggap aneh, bahwa Kaltim sebagai lumbung energi, tetapi masih terus kekurangan energi yang dibuktikan dengan seringnya listrik padam dan belum semua masyarakat menikmati listrik.

Kemudian Kaltim merupakan penghasil migas, tetapi antrean bahan bakar minyak (BBM) di SPBU di daerah perkotaan masih panjang, sedangkan di daerah perdesaan harga BBM sangat mahal dan sulit didapat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement