Sabtu 10 Jan 2015 21:01 WIB

KNKT Siapkan Kemungkinan Terburuk Soal Kotak Hitam Air Asia

Rep: c85 / Red: Hazliansyah
Potongan bagian ekor pesawat AirAsia QZ8501 setelah berhasil diangkat dari dasar laut dengan menggunakan
Foto: antara
Potongan bagian ekor pesawat AirAsia QZ8501 setelah berhasil diangkat dari dasar laut dengan menggunakan "floating bag" oleh tim penyelam gabungan TNI AL dan ditempatkan di atas kapal Crest Onyx, di perairan Laut Jawa, Sabtu (10/1).

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALAN BUN -- Penemuan ekor pesawat AirAsia QZ8501 masih menyisakan jalan panjang. Basarnas secara resmi menyatakan bahwa kotak hitam atau black box tidak terdapat pada ekor pesawat. 

Sebelumya, KN Jadayat memang melaporkan bahwa mereka menangkap sinyal ping dari pinger yang menempel pada kotak hitam. Namun, lokasi penemuan disinyalir berjarak 500 meter dari titik ekor pesawat.

Untuk itu, Ketua Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Tatang Kurniadi mengungkapkan bahwa KNKT telah mempersiapkan kemungkinan terburuk. Tatang menjelaskan bahwa kotak hitam terdiri dari dua bagian dengan masing-masing bagian terpasang pinger.

Kemungkinan buruknya, bila kedua pinger malah terlepas dari badan kotak hitam.

Lebih buruk lagi bila melebihi 30 hari belum ditemukan sehingga pinger mati. Untuk itu, Tatang menyatakan bahwa petunjuk tersisa adalah rangkaian puing pesawat. 

"Pinger kan hanya tunjukkan dia ada di sini. Sumber info kedua adalah puing. Bisa dirangkai. Analisa orang terhadap puing tidak akan setajam analisa terhadap black box," jelas Tatang kepada awak media, Sabtu (10/1).

Sehingga, bila kotak hitam tetap tidak bisa ditemukan, maka KNKT akan menggunakan petunjuk dari puing pesawat dan badan pesawat. Selain itu, petunjuk tentang data cuaca dan manifes penumpang juga akan menambah petunjuk dalam investigasi. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement