Jumat 09 Jan 2015 09:37 WIB

Setop Tarif Murah Pesawat Dinilai Kebijakan Emosional dan Asal-asalan

Rep: lilis handayani / Red: Esthi Maharani
Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat
Foto: cirebonnews.com
Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Rencana kementerian perhubungan untuk menghapus tarif tiket murah pesawat menuai kritik dari Sultan Kasepuhan Cirebon, Sultan Sepuh XIV, PRA Arief Natadiningrat. Dia menilai, rencana itu merupakan kebijakan yang emosional dan asal-asalan.

''Tidak ada jaminan keamanan (penerbangan) walaupun tarif dinaikkan tiga kali lipat,'' ujar Sultan, Jumat (9/1).

Sultan mengungkapkan, keamanan penerbangan adalah standar yang harus dipenuhi oleh setiap maskapai penerbangan, baik yang menerapkan tarif mahal maupun murah. Dia menilai, keamanan penerbangan selama sepuluh tahun terakhir ini relatif baik walaupun ada tarif murah pesawat.

Sultan menambahkan, di Eropa dan Amerika juga menerapkan tarif murah untuk penerbangannya. Namun, hal itu dilakukan tanpa mengurangi standar keamanan penerbangannya.

''(Di sini) justru yang lemah adalah sistem perizinan dan pengawasan oleh kementerian perhubungan,'' tegas Sultan.

Sultan menyatakan, untuk mengatasi hal itu, maka langkah yang harus diambil adalah memberantas oknum-oknum pejabat kementerian perhubungan yang kongkalikong dengan maskapai penerbangan. Dengan demikian, perizinan dan pengawasan terhadap maskapai penerbangan bisa dilakukan secara maksimal.

Sultan menambahkan, tarif mahal dan murah perbedaannya terletak pada pelayanan penumpang, dan bukan keamanan penumpang. Menurutnya, praktek pembedaan pelayanan penumpang tersebut lazim diterapkan oleh semua maskapai penerbangan di dunia.

Lebih lanjut Sultan mengatakan, tarif murah pesawat bermanfaat untuk menjalin persatuan dan kesatuan bangsa di Republik Indonesia. Pasalnya, melalui tarif murah tersebut, masyarakat yang ada di suatu kepulauan bisa dengan mudah mengunjungi daerah di kepulauan lain yang ada di Indonesia.

''Tarif murah pesawat juga bisa menggerakkan pariwisata nasional dengan saling mengunjungi antardaerah, atau yang kita kenal wisata nusantara,'' terang Sultan.

Dengan demikian, lanjut Sultan, maka masyarakat bisa saling mengenal budaya daerah lain yang akhirnya berdampak pada ketahanan budaya nasional. Selain itu, ekonomi antardaerah juga bisa meningkat karena bisnis antardaerah berjalan lancar.

Sultan menerangkan, luas Indonesia sama dengan benua Eropa dan Australia. Karena itu, perlu sarana transportasi yang murah dan cepat.

''Sedangkan sarana transportasi laut yang baik, murah dan cepat hingga kini belum siap,'' kata Sultan.

Sultan berharap, presiden harus turun tangan dan menghentikan rencana menteri perhubungan untuk menghilangkan tarif murah pesawat. Apalagi, selama ini tidak ada keluhan dari makapai penerbangan tentang tarif.

''(Dengan menghilangkan tarif murah pesawat), justru pemerintah malah menyulitkan masyarakat dan menguntungkan maskapai penerbangan?,'' kata Sultan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement