REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Golkar pimpinan Aburizal Bakrie, Tantowi Yahya memprediksi upaya islah kubu Aburizal Bakrie dan kubu Agung Laksono akan menemui jalan buntu. Alasannya, syarat untuk keluar dari Koalisi Merah Putih (KMP) tak bisa dipenuhi.
"Ini yang membuat perundingan menuju ishlah nanti sore menurut saya akan 'deadlock'(jalan buntu)," ujar dia, Kamis (8/1).
Menurutnya, keputusan untuk berada di KMP diputuskan lewat forum tertinggi partai yakni keputusan Munas Bali. Artinya, jika ingin mengubah keputusan itu, harus melalui forum setinggi munas atau setidaknya rapimnas.
Karena itu, apabila kubu Agung Laksono masih mengusulkan Golkar keluar dari KMP, maka perundingan sore nanti akan menjadi perundingan terakhir, karena dipastikan berakhir "deadlock" dan menuju meja pengadilan.
"Berada di luar pemerintahan dan di dalam KMP adalah kehendak peserta munas pemilik suara Partai Golkar, dan sikap tersebut tidak bisa dibatalkan atau diubah juru runding. Tujuan utama kita tetap ishlah karena itu solusi terbaik, tapi jika tidak tercapai kesepakatan, demi kepastian hukum, pengadilan menjadi pilihan yang pahit," jelas dia.
Pada Kamis sore , kedua juru runding akan melakukan pertemuan secara formal di Kantor DPP Partai Golkar, untuk membicarakan peluang perdamaian. Pihak Agung Laksono sebelumnya menyatakan bahwa usulan Golkar keluar dari KMP adalah harga mati yang harus dipenuhi kubu Aburizal jika ingin berdamai.