REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Imam Sampoerno, keluarga penumpang Air Asia QZ8501 mengatakan kalau Air Asia telah memberikan surat kompensasi kepada keluarga korban secara perseorangan. Ia menyatakan sejumlah perwakilan Air Asia telah berbicara dengan beberapa keluarga penumpang dalam beberapa hari belakangan.
"Mereka belum berbicara dengan saya. Tetapi saya sudah melihat suratnya dari keluarga lain," kata Imam, Selasa (6/1).
Dalam insiden ini, ia kehilangan anaknya Donna Indah Nurwatie, menantunya Gusti Made Bobi Sindartha, juga dua cucunya, Gusti Permata dan Gusti Putri. Ia mengaku bingung dengan kalimat penjelasan Air Asia dalam surat tawaran kompensasi. Imam mengatakan surat tersebut tidak menyatakan apakah keluarga akan mendapat kompensasi kedua atau ketiga.
Imam dan sejumlah keluarga menolak untuk menandatangani surat, tanpa penjelasan lebih lanjut soal kompensasi.
"Saya dengar kompensasi seharusnya lebih besar dari itu, tapi tolong mengerti, uang bukan perhatian kami," kata Imam.
Direktur Secure and Safety Air Asia Indonesia Captain Achmad Sadikin mengklarifikasi surat tersebut. Ia mengatakan surat tersebut adalah kompensasi awal.
"Kami tetap memenuhi jalur hukum yang berlaku," kata Achmad.
Achmad mengatakan proses kompensasi akan sesuai dengan hukum yang berlaku. Namun saat ini Air Asia dan keluarga korban masih fokus pada evakuasi jenazah. Achmad mengatakan surat diberikan orang-per orang kepada keluarga korban yang sudah teridentifikasi.
Achmad menambahkan karena hingga saat ini masih banyak keluarga korban yang berharap ada penumpang yang selamat. Untuk menjaga perasaan dan sesuai dengan permintaan keluarga korban kompensasi awal ini diberikan secara opsional atau bersifat pilihan.