Sabtu 03 Jan 2015 19:15 WIB

Cuaca Buruk, Alat Canggih BPPT Urung Diturunkan

Rep: C85/ Red: Winda Destiana Putri
Tim penyelamat Basarnas
Foto: dok Basarnas
Tim penyelamat Basarnas

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALAN BUN -- Cuaca buruk yang melanda Perairan di sekitar Pangkalan Bun siang hingga petang ini membuat kapal survei Baruna Jaya milik BPPT belum bisa menurunkan alat pendeteksi bawah air mereka.

BPPT berencana untuk menurunkan sebuah ROV (Remotely-Operated Underwater Vehicle) untuk melakukan pengamatan bawah air, sehingga didapat citra bawah air. Namun karena cuaca buruk dengan gelombang setinggi 3-4 meter, maka alat ini urung digunakan untuk membantu pencarian badan pesawat Air Asia QZ8501.

Direktur Operasional Basarnas Pangkalan Bun Supriyadi mengungkapkan bahwa memang tim dari BPPT mengalami kesulitan menurunkan ROV. "Gambar goyang kalau diturunkan, belum lagi visibility rendah. Jadi mungkin agak lama waktunya," jelasnya, Sabtu (3/1).

Namun bila cuaca membaik, Supriyadi menuturkan, BPPT akan tetap menurunkan ROV mereka. Menurutnya, pandangan bawah air bisa dibantu dengan adanya senter bawah air. "Ya untuk malam hari kalau cuaca baik akan laksanakan. Meskipun gelap, kalau cuaca membaik akan dilakukan," lanjutnya.

Hingga hari ini tim gabungan Basarnas berhasil mengevakuasi  30 jenazah korban AirAsia QZ8501 dan telah diterbangkan ke Surabaya. Sedangkan mulai Ahad besok, pencarian akan difokuskan untuk pencarian kerangka pesawat. Hal ini karena kondisi korban yang mulai memburuk, dengan tubuh yang diperkirakan mulai tenggelam lagi. Namun tidak menutup kemungkinan, bila dalam proses pencarian kerangka pesawat masih akan dilakukan evakuasi jenazah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement