REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pengusaha erat kaitannya dengan bank. Bukan cuma untuk mencemplungkan buah usahanya, tapi juga untuk menambah modal usaha demi mengguritanya bisnis.
Hal yang sama berlaku untuk para pedagang Pasar Klewer, Solo. Menurut Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Solo, Ismet Inono, berdasar koordinasi dengan perbankan di wilayah eks Karesidenan Surakarta (Soloraya), jumlah debitur perbankan yang berada di tekstil dan produk tekstil diperkirakan mencapai 597 debitur dari 14 bank penyalur kredit.
''Adapun total nominal kredit mencapai sekitar Rp 259 miliar,'' ungkap Ismet kepada wartawan, di Solo, bicara outlook 2015, Jum'at (2/1).
Kondisi terbakarnya pusat pedagangan tekstil dan produk tekstil tersebut, menurut Ismet, diperkirakan akan dapat mempengaruhi perekonomian Kota Surakarta. Sehingga dibutuhkan penanganan segera mungkin terkait musibah ini.
Berdasarkan analisa sederhana yang dilakukan Kantor Perwakilan Bank lndonesia Solo, menurut Ismet, musibah tersebut dapat mengarah kepada berkurangnya kegiatan wisata belanja. Termasuk dalam kegiatan di bidang pariwisata, hotel dan restoran.
Selain itu, berkurangnya transaksi perdagangan mengurangi permintaan terhadap usaha transportasi dan logistik, hilangnya potensi pendapatan asli daerah (PAD) bagi Pemkot serta peningkatan potensi kredit macet perbankan di subsektor PBE.