REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Indonesia Air Asia angkat bicara terkait beredarnya dokumen berisi pesawat Air Asia nomor QZ 8501 terbang tanpa laporan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Head of Corporate Secretary and Communication PT Indonesia Air Asia, Audrey Progastama Penitry, mengaku menyerahkan kasus ini kepada pihak-pihak terkait.
''Kami tidak ingin berspekulasi dan menyerahkan ini kepada yang berwenang,’’ kata Audrey melalui pesan singkat yang diterima Republika Online, Kamis (1/1).
Sebelumnya, beredar sebuah dokumen yang diduga berasal dari Kepala BMKG, Andi E Sakya, untuk menteri perhubungan. Isi surat tertanggal 31 Desember 2014 tersebut berupa permintaan arahan dari kepala BMKG sehubungan dengan beberapa temuan.
Tertulis dalam dokumen itu bahwa Air Asia QZ8501 terbang tanpa laporan cuaca dari BMKG. Hal ini diketahui dari log book di Stasiun BMKG Juanda Surabaya.
Air Asia baru mengambil bahan informasi cuaca pada pukul 07.00 WIB atau sesudah terjadi lost contact QZ 8501 dan bukan sebelum take off.
Air Asia take off sekitar pukul 05.36 WIB. Dalam surat itu, kepala BMKG meminta arahan kepada menteri perhubungan terkait temuan itu.
Kepala BMKG, Andi E Sakya, belum dapat dikonfirmasi Republika Online, baik melalui pesan singkat maupun telepon hingga berita ini ditulis.