REPUBLIKA.CO.ID,KLATEN -- Suharno, orangtua dari Wismoyo Ari Prambudi (24), Pramugara Air Asia yang hilang kontak kemarin, masih berharap seluruh penumpang pesawang yang hilang dapat diselamatkan, termasuk nasip anaknya.
Suasana sedih masih tampak terlihat diseluruh keluarga Suharno. Ia ditemani isterinya, Sri Sumingsri, tampak lesu. Kedua belakangan hanya tinggal di rumah Kampung Jetak lor, Kelurahan Bareng lor, Kecamatan Klaten Utara, kabupaten Klaten, Jateng.
Ditemui dikediamannya, Suharno, tampak lesu. Ia seperti kehilangan semangat begitu anaknya dikabarkan termasuk penumpang pesawat yang nahas tersebut. Berjam-jam ia menunggu perkembangan berita dari televisi. Perasahaan was-was terus menghantui pria yang belum lama ini menunaikan ibadah haji.
Sementara, Sri Sumingsrih, tak kuasa menahan sedih. sebentar-sebentar tak kuasa menahan tangis. Begitu ada tetangga maupun sanak saudara yang datang, tangis terus pecah. Dan, jerit tangis semakin histeris. Pantas kedua mata ibunda pramugara nahas sembab memerah. Suharno tampak berusaha tegar. Tetesan air mata belum mengalir dipipi selama berita buruk ini terdengar. Sebentar-sebentar Suharno ikut menenangkan isterinya yang histeris.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) bekerja cepat untuk segera menemukan penyebab hilangnya pesawat Air Asia QZ8501. Hal tersebut dikatakan Jokowi usai meninjau ruang kontrol operasi pencarian Air Asia QZ8501 yang berada di Kantor Badan SAR Nasional, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (29/12). "Saya memerintahkan KNKT bekerja dengan cepat untuk mengungkapkan penyebab hilangnya pesawat. KNKT merupakan lembaga independen untuk menjelaskan ini," ujarnya saat menggelar jumpa pers di Kantor Basarnas.
Presiden didampingi Kepala Basarnas Laksamana Madya FHB Soelistyo, MenPAN-RB Yuddy Chrisnandi, Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto, Mensesneg Pratikno, Kepala Bakamla Laksamana Madya DA Mamahit, dan Kepala BMKG Andi Eka Satya. Jokowi menambahkan, hasil investigasi KNKT akan dijadikan perbaikan dalam dunia penerbangan Indonesia. Jokowi menuturkan, ia pertama kali mendengar musibah hilangnya AirAsia saat sedang melakukan kunjungan kerja di Wamena, Papua. "Saya sangat terkejut dan merasakan kegelisahan, kekhawatiran dan kesedihan penumpang sebagaimana yang dirasakan seluruh warga Indonesia," ujar mantan gubernur DKI Jakarta tersebut.