Ahad 28 Dec 2014 21:46 WIB

Langkah Pemerintah Tangani AirAsia Dinilai Sudah Tepat

Rep: C85/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Konter Air Asia di bandara Changi, Singapura.
Foto: AP/Wong Maye-E
Konter Air Asia di bandara Changi, Singapura.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Terkait hilangnya pesawat Air Malaysia QZ 8501 pada Ahad pagi, (28/12), pengamat penerbangan Alvin Lie menilai bahwa langkah pemerintah sudah tepat. Alvin menilai dalam kondisi darurat seperti ini memang sudah selayaknya semua pihak terlibat.

"Saya melihat sudah tepat dan cepat. Yang terpenting saat ini adalah proses pencarian. Ditemukan dulu. Jangan keluarkan asumsi ini asumsi itu. Temukan dulu," ujar Alvin saat dihubungi Republika, Ahad (28/12).

Alvin pun enggan berkomentar terkait dugaan hilangnya pesawat apakah karena faktor human atau karena faktor cuaca. "Saya tidak mau menambah kabar-kabar yang sudah berseliweran. Cukup bagi keluarga korban. Biarkan pemerintah lakukan pencarian, dan keluarga korban biarkan tenang dan menunggu," lanjutnya.

Sebelumnya diberitakan melalui akun resmi Facebook Air Asia pada pukul 10.41 WIB dituliskan "AirAsia Indonesia menyesal harus memberi konfirmasi bahwa QZ8501 dari Surabaya ke Singapura telah hilang kontak pada pukul 07.24 pagi ini".

CEO Air Asia Tony Fernandes melalui akun twitternya pun mengajak seluruh masyarakat tetap kuat atas peristiwa hilangnya pesawatnya bernomor penerbangan QZ8501 rute penerbangan Surabaya--Singapura. "Kami akan segera memberikan pernyataan lain. Terima kasih atas semua pemikiran dan doa, kita harus harus tetap kuat," tulisnya melalui akun resminya @tonyfernandes.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement