REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Pemerintah Kota Banda Aceh dan perwakilan Kota Higashimatsushima, Jepang, mengadakan seminar internasional tentang proses rehabilitasi dan rekonstruksi pascatsunami.
Seminar bertema "Further Actions for Sustainable Reconstruction (Tindakan Lebih Lanjut untuk Rekonstruksi Berkelanjutan)" itu dibuka Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa'aduddin Djamal di Banda Aceh, Sabtu.
Kota Banda Aceh merupakan salah satu daerah di Provinsi Aceh yang pernah luluhlantak atau sekitar 85 persen infrastruktur publik hancur akibat tsunami pada 26 Desember 2004.
Peserta seminar yakni para Kepala SKPD Pemkot Banda Aceh, akademisi dan tokoh masyarakat gampong (desa).
Sementara dari Jepang yang menyampaikan presentasi, antara lain perwakilan Kota Higashimatsushima, Shuuya Takahasi, HOPE Senior Managing Director Dr Michiaki Omura serta Masayoshi Fukushima dan Masayuki Mori dari HOPE/KDDI Japan.
Wali Kota Illiza Sa'aduddin Djamal mengatakan, seminar ini merupakan hasil kolaborasi Pemkot Banda Aceh dengan perwakilan Kota Higashimatsushima.
"Kita sudah lama menjalin hubungan dengan Higashimatsushima pascatsunami dan saling berbagi pengalaman. Kita sudah 10 tahun menjalani proses rehab/rekon, sementara Kota Higashimatsushima baru empat tahun." katanya.
Menurut Illiza, banyak hal yang bisa dipelajari dari bangsa Jepang, khususnya soal kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, kedisiplinan, sopan satun, dan masyarakatnya yang dikenal sebagai pekerja keras.
Kerja sama pertukaran kedua staf pemerintahan dari kedua kota, kata Illiza, hingga kini terus berlangsung.
"Mudah-mudahan kerja sama yang tertuang dalam suatu perjanjian ini bisa berguna juga untuk dunia seingga resiko bencana bisa diminimalisir. Tsunami tidak dapat kita pungkiri mendatangkan pembelajaran berharga. Semua orang kini harus tanggap bencana." kat Illiza.
Sementara hasil yang ingin dicapai dari seminar ini, wali kota menyatakan dapat melahirkan suatau rencana aksi terkait proses rehab/rekon pascatsunami secara tepat, efektif dan efisien.
"Harapan kita tentunya agar masyarakat yang menjadi korban dapat lebih cepat tersenyum dan hidup normal kembali," kata Illiza menjelaskan.