Sabtu 27 Dec 2014 16:41 WIB

Status Gunung Soputan Naik Menjadi Siaga

Gunung Soputan, Minahasa
Foto: Flickr
Gunung Soputan, Minahasa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, status Gunung Soputan di Kabupaten Minahasa Selatan dan Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara, naik menjadi Siaga (level 3) mulai Jumat (26/12) pukul 03.00 Wita.

PVMBG Badan Geologi setempat menaikkan status Soputan dari Waspada (level 2) ke siaga (level 3) berdasarkan pengamatan visual yang teramati asap berwarna putih tipis-sedang, tinggi berkisar 50 - 200 meter. Ada pun kegempaan Soputan menunjukkan adanya peningkatan.

"Masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas di dalam radius 6,5 kilometer dari puncak Gunung Soputan," kata Sutopo melalui pesan singkat yang diterima di Jakarta, Sabtu (27/12).

Lebih lanjut, Sutopo mengatakan, belum perlu ada pengungsian karena penduduk terdekat berada pada jarak delapan kilometer dari puncak.

Dengan demikian, saat ini ada enam gunung berstatus siaga yaitu Gunung Gamalama, Gunung Slamet, Gunung Sinabung, Gunung Karangetang, Gunung Lokon dan Gunung Soputan.

Ada pun 14 gunung status Waspada adalah Gunung Raung, Sangeangapi, Rokatenda, Ibu, Lewotobi Perempuan, Gamkonora, Papandayan, Bromo, Semeru, Talang, Anak Krakatau, Marapi, Dukono, dan Kerinci.

Sutopo menjelaskan, kenaikan status gunung ini tidak terjadi secara bersamaan tetapi tergantung pada aktivitas gunung masing-masing.

Dicontohkannya, Gunung Lokon yang berstatus Siaga sejak 24 Juli 2011 hingga sekarang, Gunung Karangetang sejak 3 September 2013, sedangkan Gunung Gamalama (18 Desember 2014), Gunung Slamet (12 Agustus 2014) dan Gunung Sinabung (8 April 2014).

Status siaga artinya gunung sedang bergerak ke arah letusan, adanya peningkatan intensif seismik dan semua data menunjukkan aktivitas segera berlanjut ke letusan atau menuju pada keadaan yang dapat menimbulkan bencana.

Sementara status Waspada berarti ada kenaikan aktivitas seismik dan kejadian vulkanik lainnya di atas level normal, katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement