REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi Yogyakarta mengimbau masyarakat yang berada di bantaran sungai berhulu Gunung Merapi untuk tetap waspada terhadap kemungkinan banjir lahar pada puncak musim hujan, yang diperkirakan terjadi pada Januari.
Kepala Seksi Gunung Merapi BPPTKG Yogyakarta, Agus Budi Santoso, mengatakan, Sabtu (27/12), banjir lahar dingin di sungai-sungai berhulu Gunung Merapi masih mengancam. "Hanya saja saat ini potensinya kecil karena di sekitaran puncak material tinggal sekitar 30 juta meter kubik saja," katanya.
Menurut dia, selain material di puncak semakin menipis, juga kandungannya bertambah padat dan sulit untuk terbawa air hujan.
"Kami tetap mengimbau masyarakat sekitar bantaran sungai berhulu Merapi untuk siaga dan waspada. Terutama di saat puncaknya musim hujan," katanya.
Kepala Seksi Data dan Informasi, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Teguh mengatakan puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada Januari hingga Februari 2015.
"Pada dua bulan awal tahun tersebut diperkirakan hujan akan mencapai puncaknya, dan ini bisa terjadi juga di kawasan puncak Gunung Merapi," katanya.
Teguh mengatakan selama musim hujan ini di sekitar Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) juga ada potensi terjadinya gangguan cuaca relatif kecil karena suhu udara, khususnya di Samudera Hindia, normal.
"Sejauh ini belum ada prediksi terjadinya gangguan cuaca. Jadi masyarakat di DIY waspada terjadinya hujan lebat saja," katanya.