Jumat 26 Dec 2014 21:34 WIB

Ribuan Warga Aceh Masih Alami Gangguan Jiwa Pascatsunami

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Citra Listya Rini
Tsunami Aceh
Tsunami Aceh

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Sedikitnya sebanyak 8.000 warga Aceh masih mengalami gangguan jiwa pascatsunami Aceh yang terjadi 26 Desember 2004 lalu karena kurangnya psikolog yang menangani kasus tersebut.

‪Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Aceh, M Yani mengatakan sebenarnya sebanyak 17 ribu jiwa mengalami gangguan jiwa pascatsunami Aceh dan konflik bersenjata yang telah lama terjadi. Dari 17 ribu jiwa itu, sekitar separuhnya sudah bisa ditangani dan diklaim bisa mandiri.

“Sedangkan sisanya atau sekitar 8 ribu jiwa warga Aceh masih mengalami gangguan jiwa dan butuh penanganan psikolog dan psikiater. Namun, jumlah psikolog dan psikiater yang menangani kasus ini memang kurang,” katanya kepada Republika Online saat dihubungi dari Jakarta, Jumat (26/12).

Yani menyebutkan saat ini baru ada 10-11 psikiater di Rumah Sakit (RS) di Aceh dan sebagian besar berada di Banda Aceh. Padahal Aceh memiliki 23 RS dan untuk mengatasi penanganan kasus gangguan jiwa ini idealnya minimal harus ada satu orang psikiater di 23 RS itu. 

“Kami memang butuh psikiater, tetapi mendatangkan psikolog seperti itu bukan hal yang mudah,” katanya Lagipula, kasus penanggulangan gangguan jiwa ini membutuhkan penanganan yang terus-menerus dari psikolog.

Jadi, bukan hanya sekadar sekali kontak dengan dokter maka si pasien bisa langsung sembuh atau mandiri. Meski diakui tenaga medis kejiwaan untuk menangani pasien-pasien itu kurang, pihaknya menerapkan beberapa cara untuk menanangani pasien gangguan mental itu.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement