Selasa 23 Dec 2014 13:30 WIB

KPAI Imbau Orang Tua Atur Liburan Anak dengan Bijak

Sejumlah aktivis Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) beserta anak-anak Koalisi Aksi Solidaritas Darurat Nasional Kejahatan Seksual, melakukan aksi di Kawasan Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta.
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Sejumlah aktivis Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) beserta anak-anak Koalisi Aksi Solidaritas Darurat Nasional Kejahatan Seksual, melakukan aksi di Kawasan Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengajak masyarakat agar bijak dalam mengatur rencana liburan anaknya saat liburan sekolah, Natal dan Tahun Baru. "Kami mengingatkan masyarakat luas agar berhati-hati memilih objek wisata, terutama untuk anak-anak menghadapi liburan panjang ini," kata Komisioner KPAI Susanto di Jakarta, Selasa.

Dia mengharapkan orang tua selalu memastikan anak selalu didampingi atau dipantau saat berkunjung ke area wisata. Terutama anak di bawah usia 14 tahun. Kemudian, kata Susanto, ia mengimbau agar masyarakat menghindari tempat wisata yang berbahaya. "Pilih tempat wisata sesuai minat si kecil dan juga mempertimbangkan aspek manfaat untuk memicu tumbuh dan berkembangnya potensi anak," ujarnya.

Menurutnya, lebih baik menghindari berlibur di area yang syarat dengan permain "game" bermuatan kekerasan, karena akan berdampak negatif bagi anak. "Jika tempat wisata yang diinginkan si kecil, penuh atau kurang memungkinkan, bisa juga berlibur ke area yang syarat dengan nilai-nilai budaya, agar anak bermain sambil belajar," kata dia.

Lebih lanjut, Susanto menyarankan agar memilihkan tempat yang ramah anak. "Sebelum berangkat, pastikan mencari tempat wisata yang tidak terlalu padat karena berpotensi membuat anak lelah dan kurang bersemangat. Pilih juga akomodasi yang cocok untuk si kecil, terutama jika usianya masih dibawah 10 tahun," kata dia.

Tidak kalah penting, Susanto mengharapkan agar anak dihindarkan dari area wisata yang sedang konflik, tingkat kriminalitasnya tinggi, dan berpotensi bencana. "Terakhir, pilih lokasi atau daerah yang sehat, bukan endemi penyakit atau sumber datangnya penyakit menular," katanya. Selain itu, dia menyarankan agar anak tidak mudah membeli makanan atau jajan di area wisata yang tidak terjamin kesehatannya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement