REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA -— Pencarian korban tanah longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah resmi dihentikan Ahad (21/12) siang. Dihentikannya pencarian korban ditandai dengan digelar upacara yang diikuti relawan, TNI-Polri, Pemda, dan keluar ahli waris.
Humas Badan Penanggulangan Bencana Daera (BPBD) Banjarnegara, Ati Sumarwati mengatakan, penghentian pecarian korban dilakukan berdasarkan kesepakatan antara keluarga ahli waris dan Pemda, TNI-POLRI dan para relawan. Mengingat kondisi korban yang tertimbun longsor sudah melebihi tujuh hari. “itu cukup berbahaya kepada para relawan,” kata Ati, saat dihubungi Republika Online (ROL), Ahad (21/12).
Jumlah warga Jemblung, menurut Ati, sebanyak 137 orang. Namun, setelah dilakukan pengecekan sebanyak 20 orang diketahui sedang berada di luar dusun Jembung baik untuk keperluan bekerja maupun yang lainnya. Namun pihaknya belum bisa memastikan berapa jumlah warga dusun Jemblung yang meninggal.
Dari 108 yang diduga terkena longsor, kata Ati, kebanyakan merupakan pengguna jalan. Untuk itu, pihaknya masih menunggu pengecekan secara detail mengenai jumlah korban yang berasal dari dusun Jemblung sendiri.
Sementara itu, staf Terdim Banjarnegara Infantri Karjo mengatakan, pencarian terakhir dilakukan Ahad (21/12) pagi sebelum upacara peresmian penghentian pencarian korban dilakukan. Saat itu, ditemukan kembali dua jenazah. Ia belum bisa memastikan asal jenazah tersebut. “Jadi jumlahnya jadi 95 orang korban meninggal,” kata Karjo, saat dihubungi Republika, Ahad (21/12).