Jumat 19 Dec 2014 09:00 WIB

Titik Rawan Bencana di Jateng Merata

  Petugas penyelamat, menggunakan anjing pelacak, untuk mencari jenazah korban longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, Jateng, Senin (15/12). (Antara/Idhad Zakaria)
Petugas penyelamat, menggunakan anjing pelacak, untuk mencari jenazah korban longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, Jateng, Senin (15/12). (Antara/Idhad Zakaria)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG-- Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah Sarwa Pramana mengungkapkan bahwa titik rawan terjadinya berbagai bencana alam di provinsi setempat, hampir merata di semua daerah.

"Titik rawan terjadi bencana di Jateng hampir merata, namun tingkat kerawanannya beda-beda," katanya di Semarang, Kamis.

Menurut dia, untuk mengantisipasi timbulnya banyak korban pada saat terjadi bencana alam tersebut, perlu dilakukan sosialisasi dari semua pihak terkait kepada masyarakat, khususnya yang bertempat tinggal di daerah rawan bencana.

"Saat ini masih banyak pemukiman warga yang berada di kawasan yang rawan bencana sehingga perlu dilakukan berbagai antisipasi, termasuk sosialisasi," ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana juga diharapkan dapat membaca tanda-tanda dari alam sesuai dengan kearifan lokal di masing-masing daerah. "Hal itu juga bertujuan menghindarkan masyarakat dari akibat bencana alam," katanya.

Sarwa mengungkapkan, beberapa titik rawan bencana yang harus diwaspadai masayarakat yaitu Kabupaten Pemalang, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Temanggung, serta Kabupaten Brebes.

"Ancaman lahar dingin Gunung Merapi juga harus kita waspadai, apalagi musim hujan diperkirakan akan terjadi hingga Februari 2015," ujarnya.

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Jawa Tengah Teguh Dwi Paryono menambahkan bahwa hampir sebagian besar dari di provinsi setempat, rawan bencana alam tanah longsor yang dapat mengakibatkan timbulnya korban jiwa.

Teguh menjelaskan bahwa dari 35 kabupaten/kota di Provinsi Jateng, 27 daerah di antaranya termasuk kategori rawan bencana alam tanah longsor, bahkan sebanyak 2.024 desa yang tersebar di 200 kecamatan lebih se-Jateng terancam bencana tanah longsor.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement